Lihat ke Halaman Asli

Perihal Pengasingan Diri

Diperbarui: 15 Juni 2017   04:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuhan menciptakan manusia bukan untuk suatu kesia-siaan. Terlampau banyak peranan manusia di muka bumi, yang mesti kita hitung satu per satu. Terlepas itu peranan yang menguntungkan atau... membinasakan.


Kita semua mafhum, secara garis besar manusia ditakdirkan atas dua peran. Pertama, mengemban misi sebagai makhluk sosial. Dan terakhir, makhluk yang diciptakan atas dasar fitrahnya sebagai hamba yang lemah. Baik poin awal maupun poin akhir, semuanya sama-sama kehendak Tuhan. Di posisi semacam ini, mungkin kamu akan bilang, "sebenar-benarnya manusia, ialah mereka yang sami'na wa atho'na terhadap Khaliq-nya sendiri." Ok, deal. Saya sepakat.


Lanjut.

Terlepas dari segala hal yang terkait dengan basa-basi tak jelas saya, sebenarnya saya ingin mengerucutkan manusia dalam koridor sosial saja. Usahlah bahas soal fitrah manusia itu sendiri, biar saja itu jadi jatah para 'alim ulama. Takut nantinya saya keseleo lidah terlalu jauh.


Jadi begini. Agaknya, sering dari kita semua, yang mengalami fenomena nyinyir dan gosip tiada berujung. Padahal... kebanyakan omongan orang di luar sana, secara mayoritas, bukanlah perkara yang patut untuk didengar terlampau serius. Manusia yang menghabiskan banyak waktunya untuk bergaul di sekitaran rumah, biasanya akan mendapati kupingnya tak luput dari perkara nggosip. Kamu sebagai ahli sosiolog bilang, kalau fenomena semacam ini, seringkali disebut sebagai kecemburuan sosial. Wajar dan akan selalu ada.


Parahnya, nyinyir dan gosip akan berhembus semakin kencang, tatkala itu menimpa orang yang tidak intens bergaul di lingkungan sekitar rumah. Biasanya si empunya rumah akan dicap sombong, arogan atau label-label serupa, yang menjurus pada julukan-julukan garihal. .


Menurut hemat saya, bolehlah pikiran kita agak dibuka sedikit. Karena ada beberapa faktor yang menjadikan manusia, menyukai pengasingan. Berikut faktor-faktor yang saya maksud:


1. Perkara Waktu yang Tak Memungkinkan

Banyak orang di luar yang mendedikasikan hidup untuk sebuah profesi. Terlepas itu profesi yang bergengsi atau sebaliknya. Kebanyakan dari mereka biasanya cukup ulet untuk menjalani pekerjaan yang ada. Secara normal jam kerja biasanya ada di kisaran 7 -- 8 jam.


Entah itu sudah termasuk jam istirahat atau tidak sama sekali. Di luar itu, bila pekerjaan lain ditambahkan untuk menambah jam kerja, kamu tahu sendiri, kalau yang demikian lembur namanya. Sudah jadi rahasia umum, jam lembur biasanya menyita banyak waktu.


Karena alasan pekerjaan itulah, biasanya seseorang akan menghabiskan banyak waktunya di tempat kerja. Kalaulah orang itu pulang, boro-boro ia bisa bergaul dengan lingkungan sekitar. Wong energinya saja sudah habis dikuras sebelum ia sampai di rumah. Mau bagaimana?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline