Sejarah Perkembangan Agama Sapta Darma Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember
Agama Sapta Darma adalah sebuah ajaran spiritual yang didirikan oleh Bapak Harjo Sapuro di kediri ,kecamatan pare , pada tanggal 27 Desember 1952. Sebagai ajaran yang berfokus pada keseimbangan hidup manusia dengan alam, Sang Pencipta, dan sesama, Sapto Darmo memiliki filosofi mendalam yang terus menarik perhatian berbagai kalangan di Indonesia.dan memliki sejitar 600 pengkut di daerah Jember sendiri.
Dan untuk ibadahnya sendiri saya mewawancari bapak sukono selaku ketua atau sesepuh yang ada di kecamatan ambulu desa pontang, kepercayaan sabta darma tersebut kata bapak suwono untuk peribadahanya di lakukan setiap hari, tetepi juga dilakukan Bersama sama kata beliau seminggu sekali, untuk tempat peribahdah nya ada tempatnya sendiri, Namanya sendiri sanggar dan berfokus pada tuhan yang maha esa,Senin (16/12/2024)
Awal Masuknya sabta darma Di Jember
Agama Sapta Darma mulai dikenal di Kabupaten Jember pada tahun 1965. Saat itu, ajaran ini dibawa oleh beberapa tokoh penyebar awal yang terinspirasi oleh nilai-nilai luhur dan filosofi yang diajarkan oleh Bapak Harjo Sapuro Di Jember, dan untuk penyemberanya di lakukan dengan beliu sendiri di wilayah di nusantara ini, ajaran ini diterima baik oleh masyarakat yang mencari keseimbangan antara spiritualitas dan kehidupan sehari-hari.
Perkembangan Di Kecamatan Ambulu Desa Pontang
Di Kecamatan Ambulu, tepatnya di Desa Pontang, ajaran Sapto Darmo mulai berkembang pada tahun 1987. Salah satu penyebar utama ajaran ini adalah seorang tokoh yang memiliki komitmen kuat untuk mengenalkan nilai-nilai spiritual Sapta Darma kepada masyarakat setempat. Dengan pendekatan yang mengedepankan harmoni dan nilai-nilai lokal, ajaran ini mulai diterima secara bertahap oleh warga Desa Pontang dan sekitarnya.dan utuk pengiknya kata bapak suwono untuk area jember selatan khusus nya yang saya wawancarai di desa pontang tersebut memliki sekitar 90 anggota .
Kitab Sapta Darma
Sapta Darma sendiri juga memliki kita kata bapak sukono beliu menyebut dengan sebutan kitab sapta darma dan ada memiliki logo yang mencolok ialah tokoh pewayangan eyang semar ,untuk kitab ini sendiri ,bapak suwono bilang bahwa kitab ini tidak boleh di revisi bapak sukono bilang dulu ada 2 orang yang mau merevisi tetapi tidak boleh oleh pemimpin pusatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H