Perempuan itu diam, sediam malam dalam gelapnya.. tarian air mata pun mulai membasuh dua pipinya.. bersama guguran cahaya bintang yang memayunginya.. dan menatap lelaki itu lirih, selirih jiwanya "apakah kau mencintaiku" ucap perempuan itu.. lelaki itu pun menatap dalam ke arah si perempuan.. bahkan pandangannya terlebur di kelopak matanya.. begitu dalamnya hingga mimpi merekapun menyatu.. "apakah kau juga mencintaiku" saut lelaki itu.. seketika dua mata itu terhanyut dalam tanya.. berpagut pada sesuatu yang merasuk hati mereka.. terjebak dipertanyaan yang enggan terjawab air mata.. lalu... waktu kembali terbenam dikehenngan mereka.. si perempuan berkata "jangan kau palingkan lelah hatimu.. pada sebuah titik penyesalan yang membutakanmu.. tapi.. biarkanlah cahayaku mengecup raut jiwamu.. sayang" "aku pernah berusaha untuk menggenggam kehampaan jiwamu.. sampai saat kesendirian hadir di kosong batinnya.. lalu mennyeretku kembali di ketidak pahamanku.. tentang dirimu.. sayang.." lanjut perempuan itu lalu.. lelaki itu memejamkan mata sejenak.. mencium kening gadis itu.. dan berkata.. "sayang.. jika kelak pertanyaan ini muncul kembali.. maka hadirkanlah ia dalam gelas gelas kecemasanmu.. teguklah ketika ruhnya mencumbu senyapnya kenangan.. dan berhenti saat cinta memanggilmu" bisik lelaki itu pelan.. satu lagi sebuah episode tanya telah tersaksikan.. oleh malam yang menghadirkan cahaya heningnya.. dalam iringan khidmat nyanyian kesunyian dua hati.. pada batas batas cinta yang membius keduanya.. ... Lalu... Jabrik (13 Desember 2011) . perempuan itu meneteskan lagi.. sebutir bening dari sudut matanya.. memandang lelaki itu.. menunduk.. lalu berpaling dan menatap langit.. untuk kesekian kalinya.. "kita akan sama sama memeluk bintang.. menjadikannya sebuah mahkota kerinduan".. ucap perempuan itu lugas.. lalu ia berdiri.. meninggalkan lelaki itu.. berjalan menjauh dan berbalik badan.. tersenyum pada sorot tajam lelaki itu.. lalu.. merentangkan tangannya.. "aku ingin mencintaimu.. seolah kelahiran dan kematianku.. tergenggam ditanganmu".. " aku ingin mencintaimu.. dan menciptakan kembali rasa.. yang tersembunyi di balik bukit itu.. membakar kebekuan ini.." kata perempuan itu.. lelaki itu berdiri.. tak luput matanya memandang.. bibir tipis yang tersenyum itu.. dan berkata.. "bakarlah kebekuanmu pada bara cinta ini.. biarkan para malaikat menyaksikannya.. dan mendengar apapun ucapan dari air matanya.. tentang rasa itu.. sayang" lelaki itu berjalan.. menghampiri perempuan itu.. menyambut rentangan tangannya.. memeluk.. lalu berbisik.. "aku juga ingin mencintaimu sayang.. lalu melukismu dalam pusara kecintaanku.. dan aku akan menyakiti abadi kecemasanmu.. dalam kesetaraan cintaku.. sayang.." sebuah babak keinginan yang mendalam, pada cinta mereka.. di balik hitamnya langit.. para bidadari menari melihatnya.. meniupkan nafas nafas cinta ke dalam hati mereka.. dan memberikannya sayap sayap kekuatan pada jejak cintanya.. Jabrik (25 Desember 2011) . sebuah keinginan telah berbaur.. menjadi satu bersama angin, gelap dan jiwa.. angin memecahnya menjadi bisu.. gelap menjadi keheningannya.. dan jiwa adalah kesuciannya.. lelaki itu kembali menatap si perempuan.. menikamkan janji yang tak mampu diucapkannya.. pada tetes airmata itu.. yang terurai asa.. pada cahaya cinta.. "ketahuilah sayang.." ucap lelaki itu pelan.. sungguh aku juga tak tahu tentang rasaku.. pada rindu aku meletakkannya.. di tiap lembutnya aku terlelap.. dengan segala cinta surga.. aku pun kerap terjaga.." lelaki itu diam sejenak.. menggenggam tangan perempuan itu.. "aku lelah bermimpi sayang.." ucapnya lirih.. takkan kulepas apa apa yang pernah kuciptakan.. ia adalah cinta.. yang lama aku bangkitkan dengan rasa.. rasa yang selama ini aku tanyakan.. pada cinta itu sendiri sayang.." si perempuan menunduk.. tak mampu lagi menatap lelaki itu.. banyak hal yang ia tangisi malam itu.. entah untuk apa.. entah pada siapa.. "sayang.." ucap perempuan itu dalam tunduknya.. memang cinta bagi kita selalu berbeda.. serupa takdir menguliti kematian dan kelahiran.. dalam kesungguhannya mengantar jiwa jiwa.. untuk mengecup dan menangisi surga.." perempuan itu mengangkat wajahnya.. tersenyum.. mengusap airmatanya.. lalu.. kembali bertutur.. "sayang.. aku ingin mencintaimu.. menemuimu dalam impian bintang.. mendekapmu.. dan menghunus wanginya.." wangi yang pernah mengusapku.. dengan penyatuan janji kekalnya.. dan menuntunku.. pada cintamu sayang.." ucap perempuan itu.. seketika jiwanya pun hanyut.. pada nyanyian bulan.. pada tarian awan.. pada tatapan bintang.. dan akhirnya tenggelam.. pada sebuah pelukan.. sebuah episode tentang keyakinan cinta.. yang terejam sunyi di kerapuhan mereka.. berlalu lengang.. pada misterinya.. Jabrik (5 Januari 2012)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H