Lihat ke Halaman Asli

Cantik...Tampan...

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ketahuilah cantik.. mentari masih menunggu senyummu.. tanpa suara.. tanpa sesuatu kau genggam.. kecuali hanya hangat tanganmu .. di satu waktu.. disaat palung waktu terbuka lebar.. mengisi ruang yang sempat kosong.. lalu.. mintalah ibumu melukis kembali.. senyummu itu.. wahai tampan.. berceritalah pada lampu pijar itu.. di teduh naungannya.. tentang kuatnya ibumu berjalan.. bagaimana ia mengusir debu.. disudut hatimu.. lalu.. rasakan lembut sentuhnya.. ia kan mengantarmu.. kemimpi mimpi yang kelak.. kau ciptakan.. nanti.. bersama paruh mentari.. hai cantik.. pelukmu dapat memecah apapun.. kesedihan.. riuhnya pesta.. disini.. disana.. bahkan untuk.. kata yang belum sempat terucap.. dari .. sejengkal inginmu.. sang tampan.. genggamlah cintanya.. dalam setiap denting waktu.. berjalan.. dalam degup jantung.. berdetak.. lalu.. rangkailah sebait sajak.. untuknya.. tentang ketegaran..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline