Di sebuah pulau kecil yang terletak di perbatasan Indonesia dan negara tetangga, hiduplah seorang anak bernama Bintang. Pulau ini tidak besar, namun penuh dengan kehidupan dan keindahan alam yang memukau. Bintang adalah anak seorang nelayan, Pak Arya, dan seorang guru sekolah dasar, Bu Sari.
Sejak kecil, Bintang selalu tertarik dengan cerita-cerita yang diceritakan oleh ibunya tentang dunia luar. Ia sering duduk di pinggir pantai, memandangi laut luas dan bermimpi untuk suatu hari bisa menjelajahi dunia di luar pulau kecilnya. Di usianya yang baru menginjak 12 tahun, ia sudah memiliki cita-cita besar: menjadi seorang pelaut yang bisa menghubungkan pulau-pulau di perbatasan dengan daratan utama.
Suatu hari, saat sedang membantu ayahnya menangkap ikan, Bintang menemukan sebuah benda asing yang terdampar di pantai. Benda itu adalah sebuah botol kaca dengan surat di dalamnya. Penasaran, ia membuka botol tersebut dan menemukan surat dari seorang anak di negara tetangga yang juga tinggal di pulau perbatasan. Namanya adalah Arif.
Arif menulis tentang kesulitan yang dihadapi penduduk pulau mereka, mulai dari kurangnya pasokan makanan hingga minimnya fasilitas pendidikan. Bintang merasa tergerak untuk membantu, namun ia tahu bahwa ia tidak bisa melakukannya sendirian.
Bintang membawa surat itu kepada ayahnya. Pak Arya membaca surat itu dengan seksama dan kemudian berkata, "Ini kesempatanmu, Nak. Mungkin ini saatnya kau mulai mewujudkan impianmu untuk membantu orang lain di pulau-pulau perbatasan."
Dengan dukungan dari orang tuanya, Bintang memutuskan untuk memulai petualangan besar pertamanya. Ia bertekad untuk bertemu dengan Arif dan mencari cara untuk membantu penduduk pulau tetangga. Bersama dengan sahabatnya, Lili, mereka mulai merencanakan perjalanan yang akan membawa mereka melintasi laut menuju pulau Arif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H