Nilai ekonomi digital di Indonesia meningkat sebesar 11% dari US$40 miliar di 2019 menjadi US$44 miliar di 2020. Berpotensi naik lagi menjadi US$124 miliar di 2025. Jumlah tersebut diproyeksikan akan menjadi yang tertinggi se-Asia Tenggara. Skor Literasi Digital Indonesia pada Global Innovation Index (2020) adalah 3,47 dari skala 5,00.
Dalam 15 tahun ke depan, Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital (atau 600 ribu talenta setiap tahunnya) untuk mendukung agenda transformasi digital. Formasi talenta digital ini akan lebih didominasi oleh generasi milenial yang sedang dalam usia produktif. Ini peluang besar bagi generasi muda untuk mengambil kesempatan.
Saat ini 14% atau sekitar 9 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sudah bermigrasi menjadi UMKM digital.
Secara ekonomi, teknologi digital secara mendasar telah mengubah proses produksi dalam industri 4.0. Perdagangan ritel melalui e-commerce telah berkembang pesat di Indonesia. Kita mungkin adalah salah satu user atau bahkan seller dari startup e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak dan yang lainnya.
Di sektor keuangan, bisnis financial technology (Fintech) telah berkembang pesat. Layanan investasi saham, cryptocurrency serta layanan finansial lainnya dapat dengan mudah digunakan melalui platform digital. Belum lagi munculnya banyak Bank Digital seperti Bank Jago, Neo Bank, dan lain-lain. Lalu pembayaran transaksi sehari-hari juga bergerak ke arah digital melalui uang digital seperti Dana, Ovo, Gopay, dan yang lainnya. Juga ada mekanisme pembayaran digital antar platform melalui Qris yang semakin memudahkan proses pembayaran secara digital. Beberapa perusahaan besar pun seperti BCA membaca pola disrupsi digital ini dengan mengembangkan layanan bank digital melalui Blu, bank BCA versi digital.
Dalam bidang pendidikan, hari ini lahir startup yang menjadikan sektor ini sebagai lini bisnis digital. Salah satunya adalah aplikasi Ruang Guru. Di bidang kesehatan, aplikasi seperti Alodokter, Halodoc dan Klikdokter telah tumbuh secara signifikan.
Di saat pandemi covid dimana interaksi sosial secara langsung dibatasi yang dampaknya menghambat proses belajar di sekolah di sektor pendidikan dan juga pelayanan kesehatan pada fasilitas publik, maka akses layanan pendidikan dan kesehatan melalui platform digital menjadi alternatif baru yang telah banyak digunakan oleh masyarakat. Teknologi digital secara mendasar telah merevolusi bidang layanan kesehatan dan pendidikan.
Pelayanan kesehatan, diagnosa penyakit tertentu dapat dilakukan secara digital sekarang, bahkan dokter di aplikasi tersebut dapat langsung memberikan penyakit setelah melakukan diagnosa melalui aplikasi. Di bidang pendidikan, pandemi telah memaksa siswa sekolah untuk beberapa waktu mengikuti pelajaran secara daring. Kini, proses belajar mengajar bisa dilakukan melalui platform digital. Ruang Guru adalah salah satu aplikasi yang menjadikan sektor pendidikan dalam proses belajar mengajar ternyata juga dapat dilakukan melalui platform digital.
Revolusi digital bukan hanya sebatas revolusi di bidang ekonomi atau hanya sebatas transaksi kegiatan ekonomi. Lebih dari itu, transformasi digital telah merevolusi tatanan hidup manusia secara menyeluruh dan mengubah cara hidup peradaban manusia di berbagai aspek kehidupan secara global.
Transformasi industri akan lebih kuat dan cepat jika dibarengi dengan transformasi digital. Untuk itu faktor pembangunan manusia harus terlebih dahulu dikedepankan dalam perkembangan transformasi digital. Dimensi pembangunan manusia harus diperhatikan agar masyarakat tidak hanya menjadi objek dalam transformasi digital (sebatas konsumen atau end user dalam bisnis digital), tapi juga dapat menjadi subjek atau aktor yang memiliki peran dalam transformasi digital.
Salah satu bentuk peran manusia yang menjadi aktor atau subjek dalam transformasi digital adalah penggunaan platform digital dan alat teknologi (gadget) untuk pembangunan kapasitas personal: media pendidikan dan pembelajaran, menambah wawasan, membangun jaringan dan mengasah softskill (kemampuan lobi, negosiasi dan diplomasi) serta mengasah kemampuan problem solving memanfaatkan teknologi digital.