Dari Soe Hok Gie sampai Airlangga Hartarto, apa yang memotivasi alumni Kolese Kanisius ini menjadi pemimpin bagi sesama, melayani dengan hati? Apa korelasinya dengan para muridnya sekarang?
Pendidikan Jesuit, dengan akarnya yang kuat dalam tradisi Katolik, telah melahirkan generasi demi generasi pemimpin yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Pendidikan Jesuit dimulai pada abad ke-16 oleh Santo Ignatius dari Loyola. Beliau, seorang mantan prajurit Spanyol, mendirikan Serikat Yesus dengan visi untuk membela dan menyebarkan iman Katolik melalui pendidikan.
Sekolah-sekolah Jesuit yang pertama didirikan di Eropa, kemudian menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Salah satu ciri khas pendidikan Jesuit adalah penekanan pada pendidikan yang holistik, yang mencakup aspek intelektual, spiritual, sosial, dan emosional.
Pendidikan Jesuit dikenal dengan penekanannya pada lima nilai utama: compassion, competence, commitment, conscience, dan leadership. Compassion mendorong siswa untuk memiliki empati terhadap sesama. Competence memastikan siswa memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses. Commitment menekankan pentingnya memiliki komitmen terhadap nilai-nilai moral dan sosial. Conscience mengajarkan siswa untuk selalu bertindak berdasarkan hati nurani yang bersih.
Sementara itu, leadership mempersiapkan siswa untuk menjadi pemimpin yang melayani dan menginspirasi. Hal ini, yang kerap disimpulkan dalam 4C1L, memberikan motivasi yang berguna bagi siswa untuk membubuhkan sikap solidaritas dengan motivasi nilai yang baik dan benar. Hal ini, melalui pendidikan Jesuit, menanamkan sikap yang melayani sejak awal masa pendidikan di Kolese Kanisius.
Nilai-nilai yang diajarkan dalam pendidikan Jesuit, terutama compassion dan commitment, menciptakan landasan yang kuat bagi alumni untuk memiliki kepedulian terhadap sesama dan keinginan untuk melayani. Pendidikan Jesuit tidak hanya mengajarkan siswa tentang pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga menginspirasi mereka untuk menggunakan kemampuan mereka untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Di Kolese Kanisius, tentunya kita sering sekali melakukan hal ini.
Compassion dan commitment, sesuatu yang sangat diperlukan dalam dunia pelayanan sipil maupun ekonomi, sangat dibutuhkan. Di Kolese Kanisius, nilai-nilai ini selalu dipaparkan dengan adanya kegiatan yang mencerminkan nilai tersebut seperti Compassion Week dan Research Paper Kelas 12, yang memotivasi siswa untuk berkomitmen memecahkan suatu masalah ataupun meneliti sesuatu masalah secara baik dan benar.
Analogi yang diberikan adalah seperti tukang kebun yang menanam biji pohon yang manis. Analogi ini sebenarnya mencerminkan salah satu bagian dari Doa Kanisian: "Hanya satu harapan kami, ya Tuhan. Arahkanlah hidup kami agar menjadi berkat bagi orang yang lain." Pendidikan Jesuit dapat diibaratkan seperti seorang tukang kebun yang merawat tanaman. Tukang kebun memberikan pupuk, air, dan sinar matahari yang tepat agar tanaman tumbuh subur. Begitu pula, pendidikan Jesuit memberikan nutrisi spiritual, intelektual, dan emosional yang dibutuhkan siswa untuk tumbuh menjadi individu yang utuh.
Nilai-nilai Jesuit, seperti compassion, competence, commitment, conscience, dan leadership, adalah pupuk yang menyuburkan jiwa siswa, sehingga mereka dapat menghasilkan buah yang baik bagi masyarakat. Sebagai seorang Kanisian yang meneladani nilai Jesuit, seakan-akan kita merupakan biji buahnya. Dengan ini, jika hal-hal yang penting dalam nilai-nilai pendidikan Jesuit bisa kita garap, maka sesungguhnya kita akan menjadi buah yang manis bagi orang lain. Dalam arti kata lain, kita akan menjadi orang yang berguna bagi sesama dan membuat kemuliaan bagi besarnya nama Tuhan.
Alumni Kolese Kanisius, sebagai salah satu contoh nyata dari lulusan pendidikan Jesuit, telah menunjukkan prestasi yang luar biasa di berbagai bidang. Keberhasilan mereka tidak terlepas dari pendidikan yang mereka terima, yang telah membentuk karakter mereka menjadi pribadi yang berintegritas, peduli, dan berkomitmen. Pendidikan Jesuit telah membuktikan bahwa dengan menanamkan nilai-nilai yang benar sejak dini, kita dapat melahirkan generasi pemimpin yang tidak hanya sukses secara duniawi, tetapi juga memiliki kontribusi positif bagi masyarakat dan kemanusiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H