Lihat ke Halaman Asli

Izzul Fitriyatul Masyhudah

Mahasiswa S1 Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang

Peran Agama Islam dalam Perkembangan Ilmu Kesehatan

Diperbarui: 1 Februari 2023   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ilmu-ilmu dasar bidang kesehatan yang dilakukan dan dikembangkan secara sederhana sebelum tokoh-tokoh islam datang, merupakan hasil warisan dari era-era sebelumnya seperti Yunani, Mesir dan Cina. Pada era Yunani kuna, tokoh yang berpengaruh dalam bidang kesehatan adalah Hippocrates (450-370 SM), seorang dokter dari Yunani yang memperkenalkan ilmu kesehatan secara ilmiah. Kemudian pada abad ke-1 Masehi seorang dokter dan ahli botani dari Yunani bernama Dioscorides merupakan orang yang menggunakan ilmu botani sebagai ilmu farmasi terapan untuk pertama kali. Pada tahun 120-130 Masehi, seorang dokter yang bernama Galen berhasil menciptakan suatu sistem pengobatan. 

Pada abad pertengahan, peradaban Yunani mengalami masa kegelapan, namun pada era ini justru menjadi abad yang gemilang bagi Agama Islam. Islam mengalami beberapa periode dalam perkembangan ilmu dalam bidang Kesehatan. Dimulai dari periode pertama, pada periode ini dilakukan penerjemahan literatur dari Bahasa Yunani ke Bahasa Arab yang dilakukan untuk pertama kalinya. Proses penerjemahan dilakukan selama dua abad dengan melibatkan banyak cendekiawan Muslim yaitu Jurjis Ibn Bakhtisliu, Yuhanna Ibn Masawaya, dan Hunain Ibn Ishak. Masa kejayaan ini ditandai dengan berdirinya beberapa rumah sakit besar yang digunakann untuk melakukan pengobatan pasien serta tempat pendidikan bagi dokter-dokter baru. 

Sekolah kedokteran pertama kali dibangun oleh umat Islam berdiri di kota Baghdad yang diberi nama Jindi Shapur. Karena pendidikan yang dilakukan di Jindi Shapur sangat serius dan disiplin, sehingga berbagai penelitian yang menghasilkan ilmu kesehatan dapat berkembang pesat. Jindi Shapur juga melahirkan dokter-dokter yang berpengaruh dan terkemuka seperti Ibnu Sina, Ibnu Rushd, Al-Razi, Al-Zahrawi, Ibn Al-Nafis dan Ibn Maimon. 

Faktor pengembangan yang dilakukan oleh kalangan islam ini didasari oleh faktor agama. Dalam Alquran surat Al Mujadalah ayat ke 11 menyatakan bahwa "Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu,"Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis," maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu," maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang memberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al Mujadalah: 11) 

Adapun hadits nabi yang menjadi konsep dalam ilmu kesehatan Islam seperti dalam hadits Riwayat Bukhari yang menyatakan "Tidak ada penyakit yang Allah ciptakan, kecuali Dia juga menciptakan cara penyembuhannya." Pada hadits lainnya "Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan dengan sesuatu yang dia haramkan atasmu." (HR Al Bukhari). Dengan adanya hadis-hadis ini, para ilmuan Islam mendapatkan motivasi untuk melakukan penelitian-penelitian tentang kesehatan dan kedokteran. 

Tokoh-tokoh penemu dibidang ilmu kesehatan dan kedokteran: 

1. Ibnu Sina (980-1037 M) 

Ibnu Sina atau yang dikenal dengan nama Avicenna di Barat merupakan tokoh Islam yang paling terkemuka atas karyanya berupa ensiklopedia pengobatan yang berisikan satu juta kata dengan judul 'Qanum fit Al-Thib' atau The Canon of Medicine. Ibnu Sina mempelajari ilmu Bakteriologi atau ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri. Ibnu Sina mendapatkan gelar Bapak Kedokteran Modern karena telah memberikan rekomendasi aturan dasar pada uji klinis atas suatu obat. Beberapa bidang yang ditekuni oleh Ibnu Sina antara lain bidang fitoterapi yang memperkenalkan penggunaan Taxus baccata L sebagai pengobatan sakit jantung untuk pertama kali, bidang Psikoterapi dengan menerapkan ilmu kejiwaan pada dunia Islam, bidang terapi kanker dengan melakukan terapi bedah yang disertai pemotongan dan pembersihan pembuluh darah. 

2. Abu Al-Qasim Al-Zahrawi (930-1013 M) 

Abu Al-Qasim Al-Zahrawi atau yang dikenal dengan nama Abulcasis di Barat merupakan dokter yang mendedikasikan dirinya untuk menulis buku-buku kedokteran terutama dalam bidang ilmu bedah. Pada abad 11, Al-Zahrawi memperlihatkan penemuannya dalam bidang ilmu bedah. dia juga menghasilkan buku-buku yang salah satu bukunya berjudul 'Al-Tastif Liman Ajiz'an Al-Ta'lif.' 

Al-Zahrawi menerapkan metode cautery untuk mengendalikan pendarahan, menggunakan alkohol dan lilin untuk menghentikan pendarahan yang terjadi di tengkorak. Penemuan 26 alat-alat bedah yang belum ditemukan oleh kedokteran kuna seperti catgut yang digunakan untuk menjahit bagian dalam dan forceps digunakan untuk mengangkat janin yang telah meninggal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline