Merdeka sebuah istilah yang tidak asing ditelinga kita semua. Merdeka seringkali diartikan kebebasan baik dari penjajah maupun pengaruh orang lain. Perayaan 17 Agustus yang sempat dilaksanakan di IKN (Ibu Kota Nusantara) dengan menggunakan anggaran sebanyak 87 Miliar membuat sebagian besar masyarakat berkomentar mengenai perayaan 17 Agustus di IKN. Diantara masyarakat ada yang memuji perayaan yang telah dilaksanakan di IKN namun ada juga masyarakat yang berkomentar buruk mengenai perayaan 17 Agustus di IKN.
Dari sekian banyaknya komentar buruk yang saya temukan, maka dapat saya simpulkan kalau masyarakat berkomentar bahwa negara Indonesia belum merdeka karena korupsi, kebodohan dan kemiskinan masih merajalela. Yang menarik juga bagi saya adalah komentar mengenai dana 87 Miliar yang sebagian orang menyebutkan bahwa lebih baik digunakan untuk membangun sekolah, membuka banyak lapangan kerja atau memberi makan orang miskin daripada untuk perayaan 1 kali di IKN (Ibu Kota Negara). Dari komentar yang telah saya sebutkan dapat disimpulkan bahwa kemerdekaan yang dirasakan oleh masyarakat hanyalah merdeka dari bangsa luar yang ingin menjajah dan menguasai Indonesia. Pada hakikatnya masyarakat belum merasakan kemerdekaan sesungguhnya yaitu dapat hidup dengan bebas dan nyaman. Bebas dari kemiskinan, kelaparan, kebodohan dan korupsi merupakan indikasi kemerdekaan tersebut diraih . Maka dapat disimpulkan kalau sebagian besar masyarakat Indonesia belum merasakan yang namanya Kemerdekaan Sejati. Maka melalui tulisan ini terdapat pertanyaan besar yang ingin coba dijawab, yaitu:
APAKAH KEMERDEKAAN SEJATI SEBUAH KENYATAAN ATAU SESUATU YANG SIFATNYA MUSTAHIL?
1. Apa Itu Kemerdekaan Sejati?
Sebelum menjawab apakah kemerdekaan sejati itu bisa didapatkan atau itu sesuatu yang mustahil, maka terlebih dahulu kita perlu memahami apa yang dimaksud oleh Kemerdekaan Sejati. Kemerdekaan Sejati terdiri dari dua kata yaitu KEMERDEKAAN dan SEJATI. Dilansir dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) bahwa Kemerdekaan adalah keadaan (hal) berdiri sendiri (bebas, lepas, tidak terjajah lagi, dan sebagainya). Menurut Ir. Soekarno yang juga merupakan Presiden pertama republik Indonesia bahwa kemerdekaan adalah hak bangsa guna menentukan nasibnya sendiri tanpa adanya ikut campur dari pihak ataupun negara lain. Adapun definisi dari K.H Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang juga merupakan Presiden republik Indonesia ke-4 bahwa kemerdekaan adalah proses perjuangan dalam menentukan nasib daripada keadaan sulit dan hambatan. Dapat disimpulkan bahwa kemerdekaan adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat hidup bebas dan tidak terjajah oleh hambatan dan kesulitan yang berasal dari diri sendiri maupun pihak lain.
Adapun kata Sejati menurut KBBI, adalah sebenarnya (tulen, asli, murni, tidak lancung, atau tidak ada campurannya). Dilansir Panjimhs dalam Glosarium Online bahwa kata sejati merujuk pada keindahan dalam kejujuran, kesetiaan pada nilai-nilai dan penghayatan terhadap eksistensi. Jadi dapat disimpulkan bahwa Sejati adalah kesetiaan pada sesuatu yang murni tanpa ada campuran dari apapun. Dapat kita tarik kesimpulan bahwa Kemerdekaan Sejati adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat hidup bebas secara murni tanpa terjajah dari siapapun.
2. Mustahilkah Mendapat Kemerdekaan Sejati?
Dari konsep kemerdekaan sejati apakah bisa saya dan anda merasakan kemerdekaan sejati. Menurut saya, selama saya dan anda masih hidup di dunia maka mustahil mendapatkan kemerdekaan sejati. Sebagaimana definisi yang telah dijelaskan bahwa kemerdekaan sejati hakikatnya bisa diperoleh ketika anda dapat hidup bebas sesuai dengan keinginan anda tanpa campur tangan atau intervensi dari siapapun, maka secara sederhana dapat disimpulkan bahwa tidak ada namanya KEMERDEKAAN SEJATI SELAMA ANDA MASIH HIDUP atau mudahnya KEMERDEKAAN SEJATI ADALAH SESUATU YANG MUSTAHIL. Tetapi perlu saya sampaikan pula, anda hanya tidak mendapatkan Kemerdekaan Sejati selama hidup di muka bumi. Lain cerita kalau anda sudah masuk ke dalam SURGA. Didalam surgalah anda akan mendapat kemerdekaan sejati.
Kalaulah kemerdekaan sejati bisa didapatkan seseorang yang hidup maka tentu saja ia tidak perlu lagi bekerja untuk sekadar makan dan ia bisa berbuat apapun sesukanya tanpa ada konsekuensi yang diperoleh. Jika anda masih lelah atau capek setelah beraktivitas maka anda sejatinya belum merdeka. Tidak ada seseorang yang merasakan kemerdekaan selama masih hidup, baik pintar, bodoh, kaya, miskin, jelek, rupawan, berperilaku baik, berperilaku buruk dan berbagai kondisi yang dihadapi.
3. Tidak Mungkin Merdeka
Telah disebutkan sebelumnya bahwa selama masih hidup seseorang tidak akan mungkin merasakan kemerdekaan. Menjadi orang pintar, bodoh, kaya, miskin, jelek, rupawan, saleh maupun bejat semuanya akan tertekan dan tidak akan merdeka. Berikut bentuk belenggu yang dirasakan oleh tiap orang dengan kondisinya:
A. Mereka yang pintar akan menghadapi tekanan seperti:
a. Dianggap sempurna bagi orangtua atau pihak lain. Apabila gagal maka orang pintar tersebut akan dicela;
b. Dijadikan sebagai tempat untuk menyontek. Kalau tidak mau memberikan contekan, mereka biasa diancam oleh orang yang meminta contekan.
B. Mereka yang bodoh akan menghadapi tekanan seperti:
a. Dianggap sebagai orang gagal dan beban dalam kehidupan. Sehingga hinaan dari keluarga maupun masyarakat akan diperoleh;