Lihat ke Halaman Asli

Izzudin Syifaulhanani

Mahasiswa ilmu al quran dan tafsir

Landasan Pacu Bulan Ramadhan

Diperbarui: 19 Maret 2023   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image from pexels

Landasan Pacu Bulan Ramadhan

Pada 2007 silam terjadi kecelakaan pada maskapai garuda indonesia yang berakibat 21 nyawa melayang oleh sebab unstable approach, artinya pesawat gagal melakukan pendekatan pendaratan yang sesuai dengan standar penerbangan. Pilot diharuskan dapat melihat visual landasan pacu, ketinggian, jarak dan kecepatan pesawat tak luput juga terhitung.


Kalo boleh kita analogikan kepada ramadhan, maka ibarat sebuah pesawat, kita juga diharuskan melihat dengan jelas bulan ramadhan itu, bulan dimana kita mendaratkan segenap keimanan kita, bahkan nabi sangat mewanti-wanti kedatangannya demi kesiapan baik jasmani maupun ruhani dengan banyak berpuasa sebelum ramadhan tiba, Sampai-sampai istri beliau, Aisyah radhiyallahu'anha berkata,


- -
"Saya tidak pernah mendapati Nabi berpuasa dua bulan berturut-turut, kecuali bulan Sya'ban dan Ramadhan." (HR. An-Nasa'i)


Usaha menyambut ramadhan juga sebagai tanda bahwa ramadhan bukan bulan biasa yang dilewati dengan apa adanya dan ala kadarnya tetapi harus dijalani dengan penuh effort. Hingga tujuan menjadi pribadi yang bertakwa dapat kita capai. Imam Ibnu Rajab al-Hambali menukil perkataan Salamah bin Kahil, ia berkata,

Amr bin Qois ketika memasuki bulan Sya'ban, beliau menutup tokonya dan lebih menyibukkan diri dengan Al-Qur'an. (Lathoif Ma'arif)


Teladan para salafuna sshalih yang sangat bersemangat menyambut bulan suci ramadhan menunjukkan kebesaran dan kemuliaan bulan tersebut serta kedalaman pemahaman mereka kepadanya. Ramadhan sebagai tamu besar tidak sepatutnya kita sambut dengan ala kadarnya sebab, demi mencapai ibadah yang berkualitas perlu adanya usaha yang berkualitas pula, bukan ibadah asal-asalan yang hanya sekedar formalitas belaka, Allah berfirman:

Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. (QS. Al-hajj: 11)


Berbalik dengan ayat diatas, seorang mu'min sejati beribadah dengan penuh keyakinan dan keteguhan sehingga ibadah yang ia laksanakan berkualitas dan meninggalkan bekas. maka, usaha dalam menyambut ramadhan juga berarti usaha memberkualitaskan diri dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas amal ibadah serta menjaga kesehatan tubuh. Dengan demikian jiwa dan raga kita dapat mendarat dengan selamat pada bulan ramadhan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline