Kau tak akan pernah menangkap siapa aku. Aku tertawa karena aku ingin tertawa, bukan karena apa dan siapa.
Seperti halnya mencintaimu.
Kutumbuhkan rasa ini atas dasar aku sebagai aku, bukan aku sebagai dia dan/atau mereka.
Aku yang tak pernah habis bila kau menyerap,
tak pernah kering jika kau meminum,
dan tak pernah sebentar bila kau bersemayam nyaman.
Aku adalah aku yang lain di matamu, di matanya, dan di mata yang lainnya.
Aku yang cukup, sudah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI