Lihat ke Halaman Asli

Burungku Burung Garudaku

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Burungku

burung garudaku

Dari manakah kau asalmu

Apakah dari negeri dongeng ataukah dari negeri mimpi

Hingga negara kami masih nglindur kini

Burungku

burung garudaku

Dari manakah kau asalmu

Apakah hanya sekedar khayalan

Hingga kami tak sadar-sadar

Burungku

burung garudaku

Mengapa kamu bisu

Apakah karena banyak makan batu

Kerikil dan aspal para pejabat hingga suaramu lenyap

Ataukah gara-gara bensin dan elpigi yang kau santap

Burungku

Burung garudaku

Mengapa kamu tuli

Ketika para pengemis dan pak tani meminta nasi di ladangnya sediri

kau ludahi

pejabat kau jilat

kiai kau kebiri

rakyat kau tipu-tipu dengan gambarmu

yang gagah itu

Burungku burung garudaku

Jikau kau memang nyata dan bukan mimpi

Pukullah genderang dadamu

Keriklah mulutmu dengan tahimu sendiri setiap jum’at legi

Agar kau bisa bernyanyi kembali

Lalu bernyanyilah lagu Indonesia raya

Bukan lagi lagu-lagu duka

Atau kau telah lupa dengan bait-syairnya

Bangunlah garuda

Jika kau benar-benar nyata

Kepakkan sayapmu, terus terbanglah meninggi

Jangan hanya diam diatas tugu kebanggaan

Juga jangan seperti singa dan lain-lainnya

yang berjatuhan dimana-mana

Tirulah burung gereja yang tak mau lagi tinggal di gereja

Ia menyewa masjid-masjid kosong

Mendenangkan shalawat nabi merdu sekali

Melebihi pak ustadz dan kiai juga santri

Yang ikut-ikutan tidur menikmati mimpi

Burungku burunng garudaku

Jangan berpura-pura tidur

Jangan lupa-lupa mendengkur

Atau kau memang benar-benar pulas

Menikmati kursimu yang malas

Jika kau tetap saja tuli

Jika kau Benar-benar membisu

Jika kau sumpal kupingmu dengan batu

Jika kau tetap asyik mendengkur

jika kau Cuma dongeng pelipur

maka biarlah ku ganti dirimu

dengan burung Mbrecew, atau kenari

yang pandai bernyanyi

Surabaya, 14 Februari 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline