Sering kali kita mendengar kata emosi, bahkan orang sering di katakana memiliki emosi yang tinggi. Nah kita sering mengungkapkan kata emosi, apakah kita paham definisi dari emosi? ada beberapa ahli berpendapat tentang definisi emosi. Menurut William Kames (dalam Wegde, 1995), emosi adalah kecenderungan untuk memiliki perasaan yang khas bila kita berhadapan dengan objek tertentu dalam lingkungannya.
Dan Crow & Crow (1962) mengartikan emosi sebagai suatu keadaan yang bergejolak pada diri individu yang berfungsi sebagai inner adjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan hidup.
Nah disini kita sudah paham tentang pengertian emosi, emosi tidak hanya marah dan sedih saja, tetapi emosi ini memiliki beberapa pembagian, apa saja nih pembagian emosi? macam emosi ada 6 yaitu anger, fear, happynes and joy, sadnees, disgust, dan shame. Pada emosi memiliki fungsi, Coleman dan Mammen 1974, (Nasruddin Imam, 2015) menyebutkan, setidaknya ada empat, apa saja itu? pertama emosi adalah sebagai pembangkit energi (energizer), tanpa emosi, kita tidak sadar atau mati. Kedua emosi adalah pembawa informasi (messenger), bagaimana keadaan diri kita dapat diketahui dari emosi kita.
Ketiga emosi bukan saja pembawa informasi dalam komunikasi intrapersonal, tetapi juga membawa pesan dalam komunikasi interpersonal. Dan yang keempat yaitu emosi juga merupakan sumber informasi tentang keberhasilan kita, kita mendambakan kesehatan dan mengetahuinya ketika kita merasa sehat walafiat. Pada artikel ini saya akan membahas tentang emosi disgust dan shame pada anak, bagai mana anak mengekspresikannya, bagaimana anak mengungkapkannya, dan lainnya.
Apa itu emosi disgust?
Emosi disgust atau disebut dengan jijik. Ternyata jijik itu adalah suatu emosi yang dimiliki manusia salah satunya. Nah apa itu emosi jijik? menurut artikel yang ditulis oleh indriana maulina g 2021, emosi jijk ialah, sebuah emosi yang bisa muncul karena beberapa hal, seperti memakan, melihat, mencium, atau menyentuh sesuatu yang kita anggap menjijikkan.
Biasanya reaksi yang kita tunjukkan saat kita merasa jijik yaitu dengan berpaling dari objek yang menurut kita menjijikkan. Ekspresi yang kita tunjukan yaitu dengan mengernyitkan hidung, melengkungkan bibir atas, dan juga biasanya ada yang sampai mutah-mutah. Biasanya hal yang menjijikan bagi anak kecil itu seperti melihat cacing, ulat bulu, dan juga lintah. Anak-anak kadang jika merasa jijik yang berlebihan bisa sampai menangis.
Juga telah disarankan bahwa rasa jijik dapat mendorong penghindaran anggota outgroup yang berpotensi terkontaminasi dengan mendorong pembentukan sistem nilai konservatif sosial yang mempromosikan kepatuhan terhadap norma dan tradisi sosial serta hal negatif terhadap dan penghindaran anggota outgroup, Sensitivitas jijik adalah prediksi dari berbagai sistem nilai konservatif sosial (Terrizzi et al., 2013).
Dengan demikian, rasa jijik mungkin memainkan peran penting dalam membentuk interaksi sosial (misalnya, prasangka dan penghindaran) dan membangun sistem nilai sosial (misalnya, konservatisme sosial) yang mendukung interaksi tersebut, hal ini dituliskan (Terrizzi & Shook, 2020)dalam artikelnya.
Pengalaman rasa malu mendorong perenungan evaluasi diri yang merendahkan dan meliputi semua aspek diri (yaitu, baik fisik maupun psikologis). Dengan demikian, rasa malu adalah emosi sadar diri bervalensi negatif yang menghasilkan penghukuman diri secara global (Tangney, 1991; Niedenthal et al., 1994). Setelah kita pahami tentang perasaan disgust atau malu, kita beralih ke emosi shame.
Apa emosi shame itu?