penting bagi kita untuk mengenalkan emosi prasosial kepada anak, nah apakah itu emosi prasosial? yuk simak penjelasan dibawah.
Apa itu emos prososial ?
Emosi prososial ini jarang sekali kita dengar, apalagi bagi orang awam, prososiaal memiliki arti sendiri yitu perilaku yang baik dan positif, seperti halnya membantu orang lain, saling berbagi, tolong menolong, dan masih banyak lagi. Emosi prososial sediri yaitu hasrat atau perilaku yang positif, yang tidak merugikan orang lain. Desmita (2013) mencatat bahwa perkembangan psikososial juga terkait dengan perubahan emosi dan kepribadian Perubahan cara orang berkomunikasi dengan orang lain.
Dalam hal lain, emosi prososial ini, suatu tindakan yang dilakukan dengan suka rela, tanpa adanya rasa ingin dikasih imbalan dalam bentuk material ataupun lainnya. Tindakan prososial ini suatu pengorbanan yang membutukan pengorbanan atau effort yang tinggi dan motivasi pada diri sendiri. Nah emosi prososial ini apakah berhubugan dengan empati dan simpati ?
Apakah emosi prososial bersangkutan dengan simpati dan empati ?
Emosi prososial ini dilihat dari penjelasannya mirip dengan simpati ataupun empati, apakah masih brhubungan dengan simpati atau empati prososial ini ? emosi prososial ini sangatlah penting bagi perkembanga pada anak usia dini, karena dianggap mendasar bagi nilai-nilai moral dan perilaku anak-anak. Prososial sendiri erat kaitannya dengan emosi empatik yaitu simpati dan juga tekanan pribadi.
Simpati sendiri yaitu proses dimana seseorang tertarik pada orang lain. Ketertarikan ini didasarkan pada keinginan untuk memahami perasaan orang lain. tetapi simpati ini bukan karena perasaan yang sama dirasakan orang lain, karena simpati ini sebuah tanggapan yang efektif yang juga memiliki dasar dari kognitif.
Perasaan ini didapatkan karena mengingat kembali tentang bagaimana kita dulu merasakan perasaan yang sama dan emosi yang sama. beberapa ahli mendefinisikan simpati yang berbeda-beda, soerjaono soekanto mendefiisikan bahwa simpati iu sebuah proses yang membuat seseorang terarik dengan orang lain, dan pegerian ini membutuhkan dua belah pihak, sedangka menurut gilin simpati ialah keetertarikan seseorang kepada pihak lain , dan adanya simpati ini mendapat dorongan dari adanya rasa keinginan untuk memahami dan jug berkerja sama.
dan menurut max weber, yang sedikit berbeda dari soerjano dan gilin, yaitu simpati ini disamaaikaan kepada suatu keelompo dan juga klembagaan formal dalam artikel yang ditulis oleh dwi latiftul f (2022) . cotoh dari simpati ini ialah salah satunya, mengucapka selamat pada teman yang menpatkan kejuaraan dan masih banyak lainnya. sedangkan empati ini adalah suatu keeadaan dimana kita juga ikut merasakaan suatu pikiran, juga prasaan, dimana keadaan yang sama dengan orang lain. seringali oang lain merasakn empati akan tetapi jarang yang tau apa definisi atau arti dari empati sendiri. Empati sendiri berasal dari kata empatheia yang memiliki arti yaitu ikut merasakan.
Dan ada dapat disimpulkan bawa empati ini perasaan yang bisa dirasakan orang lain baik dalam merasakaan pikiran ataupun dari perasaan, ataupun dari waktu keadaan yang sama. beberapa ahli mendefinisikan emati ini berbeda-beda, yaitu patton mendefinisikan bahwa seseorang menjalin sebuah relasi yang akrab, dan hingga bisa memaahami perasaan orang lain, akan tetapi membutukn proses dan juga waktu. Sedangkan menurut al barry dan partanto yaitu suatu sikap yang keaktifaan otot-ototnya ataau perasaannya yang dialami manusia ketika menghadapi manusia ataupun benda, yang kemudian jika mereka bersatu pada waktu yang bersamaan dan tertentu dan akan mengadakan suatu respon yang menyertai mereka.
Dan menurut E.B Titchener emaparkan bahwasannya simpati itu adalah suatu perasaan yang timbul karena adanya peniruan fisik, yang pada akhirnya bisa menciptakan suatu perasaan yang sama. ciri-ciri dari empati sendiri yaitu kemampuan memahami orang lain, memahami suatu bahasa isyarat, bisa memahami diri sendiri dan juga larut dalam maslah orag lain atau tidak berarti. Jadi simpati itu adalah suatu hasrat dari empati, akn tetapi empati sendiri tidak timbul ataau tidak membutuhkan untuk adanya simpati dalam sebuah artikel yang ditulis oleh wirda kurniasih.