Lihat ke Halaman Asli

izzatul isma

membaca adalah melawan,menulis adalah implementasi dari bacaan

Rasisme: Menelisik Kembali Isu Rasisme di Negara Sendiri

Diperbarui: 23 Juni 2020   21:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

suarapapua.com

Permasalahan yang ada di Papua sudah lama sekali terjadi. Kasus demi kasus terus berdatangan dengan tingkat penanganan hukum yang sangat minim diberlakukan. Sehingga, hal tersebut menimbulkan konflik berkepanjangan, mulai dari diskriminasi, rasisme, hingga militeristik. 

Tatkala harus berhadapan langsung dengan aparat, rakyat papua sering kali mengorbankan nyawanya demi sebuah kesetaraan hak serta harga diri sebagai manusia. Pelbagai kasus terus terjadi, namun dimata hukum permasalahan ini hanyalah dianggap sepele semata. 

Isi Pancasila, Kemanusiaan Yang adil dan Beradab serta Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia hanyalah tulisan pajangan diatas dinding kelas dan kantor-kantor pejabat. 

Berbagai tindakan pelanggaran nilai Pancasila seringkali dihiraukan dengan dalih demi keamanan integritas bangsa. Kasus-kasus permasalahan Papua yang tidak pernah selesai, sebagai bukti bahwa jaminan mendapatkan perlakuan yang sama di depan hukum hanyalah ke-utopisan semata.

Kasus Pendeta Kinderman Gire 2010

Kasus pendeta Kasus Pendeta Kinderman Gire, Kasus pembunuhan Pendeta Kinderman Gire tanggal 17 Maret 2010, bermula ketika korban menunggu kiriman bahan bakar di pinggir jalan, wilayah Distrik Tingginambut, Puncak Jaya. 

Di saat bersamaan Pendeta Pitinius Kogoya juga tengah menunggu titipan minyak goreng dari Wamena. Tiba-tiba rombongan TNI dari Batalyon Infanteri (Yonif) 756 lewat dan mendekati Pendeta Kinderman Gire, mengajukan pertanyaan seputar keberadaan senjata api, peluru dan keberadaan OPM [1]. 

Karena Pendeta Pitinius Kogoya ada di lokasi kejadian, keduanya diamankan dan dipaksa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dan mereka dipisahkan hanya jarak sekitar 2 hingga 3 meter. Penyiksaan mulai dilakukan sejak pukul 15.30 WIT sampai 17.00 WIT. 

Penyiksaan itu mengakibatkan kedua wajah korban bengkak dan menghitam [2]. Kasus pendeta Kinderman Gire merupakan salah satu kasus yang sudah lama belum terungkap karena rendahnya penaganan hukum di papua. Dalam kasus yang dalam waktu dekat ini pernah terjadi mengenai kasus-kasus di papua juga masih saja berlanjut tiada hentinya.

Pembubaran Mahasiswa Papua di Surabaya

Rasisme terhadap mahasiswa Papua di Asrama Papua Surabaya pada 16 hingga 17 Agustus 2019. Persekusi mahasiswa dari apparat dan dari beberapa Ormas di asrama sebagi tanda dibukanya kembali permasalaan melawan rasisme terhadap orang-orang Papua di Indonesia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline