Lihat ke Halaman Asli

Izzatul Firdaus

Mahasiswa-Mahasiwa

Sosial Emosional 2 Hal yang Berkaitan dalam Perkembangan Anak

Diperbarui: 20 September 2021   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehidupan memang tak selamanya membuat manusia terus tenang, ada kalanya kehidupan memberi warna melalui polemik yang ada sehingga menimbulkan respon yang beragam seperti marah, kecewa, sedih bahkan sampai mengeluarkan air mata, dari situlah kehidupan memberi pengalaman tentang emosional, Daniel Goleman (2002:411) mendefinisikan emosi sebagai suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. 

Ketika membicarakan tentang emosi saya yakin mayoritas orang pernah merasakannya karena pada hakikatnya setiap orang akan bereaksi terhadap keberadaanya disituasi tertentu, tidak semua orang dapat mengungkapkan emosinya secara terbuka hanya saja terkadang ada orang yang mempunyai dorongan yang sangat kuat sehingga dia mampu mengekspresikan emosi dengan terbuka namun ada juga orang yang mempunyai dorongan yang sangat lemah sehingga ia lebih memilih untuk memendam ekspresinya. 

Emosi dapat ditemui pada manusia dari jenjang usia bayi hingga orang tua baik laki-laki maupun perempuan, cara mengekspresikan emosi seorang anak lebih sederhana dibandingkan dengan manusia dewasa, anak lebih dominan mengekspresikan emosinya melalui kondisi fisiknya sebagaimana contohnya ketika anak berada pada situasi yang tidak aman dia akan langsung menangis. Tak banyak orang yang tau ternyata emosi memiliki peranan dan fungsi dalam perkembangan anak usia dini. Fungsi dan peranan tersebut adalah:

  • Sebagai bentuk komunikasi agar anak dapat mengekspresikan kebutuhan dan perasaan pada orang lain
  • Semua jenis emosi dari yang menyenangkan ataupun yang tidak menyenangkan dapat berdampak pada interaksi sosial anak melalui reaksi-reaksi yang dia dapat dari lingkungannya
  • Emosi dapat berpengaruh pada iklim psikologis lingkungan.  Misalnya ketika anak sedang bermain  bersama teman-temannya lalu ada salah satu anak yang marah atau menangis maka dapat mempengaruhi atau bahkan mengubah psikologis lingkungannya seperti halnya permainan berubah menjadi tidak menyenangkan dan suasana lingkungan berubah agak sedikit keruh.
  • Dapat membentuk kebiasaan pada anak melalui tingkah laku yang sama dan didapatkan secara berulang.
  • Terganggunya aktivitas motorik dan mental anak karena adanya ketegangan emosi pada anak.

Tidak semua lingkungan dapat menerima ekspresi warga anggotanya dengan baik, ada lingkungan yang dapat menerima suara tangisan kencang anak ada sebagian lingkungan juga yang bersikap negatif ketika salah satu warga anggotanya menangis dengan kencang, untuk itu sangat penting untuk mengajarkan anak belajar cara mengontrol dan menempatkan emosi dengan baik dan benar.

"Manusia yang sedang dikuasai emosi negatif biasanya merasa benar 100%, setelah emosi meredah sebagian dari kita akan menyesal dan merasa bersalah, karena dia sadar dia masih manusia yang tidak sempurna, dan emosinya telah menyakiti sesama" -@inspirasi_bahagia

Setelah berbicara tentang emosi belum lengkap rasanya jika kita tidak membicarakan tentang sosial, karena pada dasarnya sosial dan emosional merupakan 2 hal penting yang saling berkaitan dalam perkembangan anak, menurut Hurlock (1978:250) mengemukakan pengertian perkembangan sosial sebagai pemerolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial, Hurlock (1978) juga menyebutkan bahwa peoses perkembangan sosial terbagi menjadi 3 tahap yaitu:

  • Berlajar untuk bersikap dengan cara baik yang dapat diterima dan sesuai dengan kaidah kebudayaan masyarakat sekitarnya.
  • Belajar untuk memainkan peran sosial
  • Mengembangkan perilaku sosial terhadap sesama individu dan aktivitas sosial yang ada di masyarakat.

Jika dilihat dari perkembanganya, melalui 3 tahapan diatas, seorang anak akan terbagi menjadi 2 individu yaitu individu sosial yang merupakan anak yang mempunyai tingkah laku mencerminkan ketiga tahapan tersebut, dan yang ke 2 adalah individu nonsosial yaitu anak yang tidak berhasil dalam mencerminkan ke 3 tahapan tersebut, anak yang tergolong nonsosial ini sebenarnya mengetahui harapan adanya kelompok sosial namun mereka dengan sengaja melawan hal tersebut akhirnya terkadang mereka dikucilkan ketika berada pada kelompok sosial.  Perkembangan sosial emosional pada anak dapat dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu, faktor keturunan, lingkungan, dan faktor lainnya. Untuk menstimulasi 2 perkembangan tersebut orang tua bisa menggunakan beberapa cara sebagai berikut:

  • Memberi contoh yang baik, anak merupakan peniru ulung apapun yang anak lihat dan anak dengar pasti akan ditiru olehnya, untuk itu jangan orang tua harus memberikan contoh yang baik bagi anak dengan memperhatian perkembangan pada usianya
  • Ajak anak bermain dengan teman sebayanya, dengan bermain anak bisa belajar memahami diri, teman sebayanya ataupun lingkungan di sekitarnya
  • Ajari untuk berbagi, salah satu  perkembangan sosial anak dapat dilihat dari seberapa dia mampu mengendalikan sifat egoisnya.
  • Kenalkan anak dengan pengalaman yang baru, ajaklah anak untuk melihat situasi, kondisi, suasana, atau pemandangan yang baru agar anak dapat meningkatkan kemampuannya dalam beradaptasi.

 Semoga Bermanfaat..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline