Setiap negara pasti memiliki Ibu Kota yang menjadi ikon penting sehingga banyak dikenal oleh banyak orang di berbagai belahan dunia. Begitupun dengan Negara Indonesia yang menjadikan Kota Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia. Sama halnya dengan Paris yang mempunyai Menara Eiffel sebagai hal paling ikonik yang dikenal banyak orang. Indonesia juga memiliki Tugu MONAS (Monumen Nasional) sebagai suatu hal yang ikonik yang memiliki lokasi di Jakarta Pusat.
Sudah kita ketahui bersama bahwasanya Ibu Kota Jakarta memiliki sarana, teknologi dan transportasi yang lebih unggul dibandingkan dengan kota lain yang ada di Negara Indoneia. Hal ini menjadi daya tarik masyarakat Indonesia khususnya dari luar Pulau Jawa untuk bekerja dan bahkan tinggal di Ibu Kota. Seiring berjalannya waktu, DKI Jakarta menjadi suatu wilayah yang memiliki kepadatan penduduk. Dampak yang terjadi akibat kepadatan penduduk adalah buruknya kondisi udara, seringnya banjir, dan tingkat kemacetan yang tinggi. Sehingga rutinitas masyarakat DKI Jakarta dapat dikatakan tidak produktif lagi.
Tentu saja Presiden Negara Indonesia tidak hanya tinggal diam untuk menangani masalah ini. Seperti yang telah kita ketahui bahwa Presidenke-7 Negara Indonesia yaitu Bapak Jokowi Widodo telah merencanakan pemindahan Ibu Kota DKI Jakarta di Kalimantan Timur sejak tanggal 16 Desember 2019 di depan Sidang Paripurna DPR RI, Senayan, Jakarta Timur. Pemindahan Ibu Kota tersebut direncanakan bukan tanpa alasan yang jelas. Namun, banyak sekali dampak positif yang dapat tercipta dalam jangka yang panjang. Beberapa faktor yang membuat Ibu Kota Negara Indonesia harus dipindahkan yaitu :
1. Banjir di Setiap Tahun
Banjir adalah satu kata yang kerap kali muncul dipikiran kita apabila kita sedang membahas tentang DKI Jakarta. Ibu Kota Jakarta tidak pernah absen dari kehadiran banjir disetiap tahunnya. Hal ini bisa terjadi dikarenakan banyak hal seperti letaknya yang ada di dataran rendah, tingginya curah hujan, banyaknya penduduk di Jakarta yang membuang sampah sembarangan di sungai dan selokan. Walaupun pemerintah sudah melakukan beberapa upaya yang telah terlaksana, tetapi tetap saja belum bisa efektif dalam mencegah banjir yang datang setiap tahunnya. Bahkan beberapa peneliti sempat memprediksi Pulau Jawa khususnya Jakarta akan tenggelam pada tahun 2030. Namun apakah hal ini akan terjadi? Kita juga tidak tau secara pastinya. Faktor ini menjadi faktor utama dari rencana pemindahan Ibu Kota di Indonesia.
2.Perbedaan Waktu
Adanya perbedaan waktu di Negara Indonesia juga Sangat berpengaruh pada kemajuan Negara Indonesia. Ibu Kota Negara Indonesia yang tidak lain adalah Jakarta memiliki lokasi di bagian barat laut Pulau Jawa dan waktu yang digunakan mengikuti Waktu Indonesia Barat (WIB). Sedangkan waktu pada pulau Kalimantan Timur mengikuti Waktu Indonesia Tengah (WITA) yang mana lebih cepat satu jam dari Waktu Indonesia Barat (WIB). Hal ini memperlambat perputaran ekonomi yang ada di Negara Indonesia. Apabila ditinjau dari bidang ekonomi, perbedaan waktu yang ada bisa mempengaruhi rasionalisasi peluang dalam beraktivitas, daya saing di comparative advantage dan banyak hal lainnya. Selain itu, akses transport ekspor dan impor juga lebih dekat dengan negara-negara di ASEAN.
3. Tidak meratanya Sumber Daya Manusia di Negara Indonesia
Pulau Jawa khususnya Ibu Kota Jakarta adalah pulau yang paling padat penduduk diantara semua pulau yang ada di Negara Indonesia. Pada kenyatanya banyak masyarakat Indonesia yang tinggal di luar Pulau Jawa malah merantau ke Pulau Jawa. Apabila dibandingkan dengan Pulau Jawa, Pulau Kalimantan dan sekitarnya dapat dikatakan masih sepi penduduk. Kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa banyaknya perusahaan besar yang beroperasi dengan baik di Pulau Jawa maka banyak juga peluang kerja yang ada. Mereka lupa bahwa Pulau Jawa sudah memiliki banyak penduduk yang bahkan masih menjadi pengangguran. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa sarana teknologi dan transportasi yang ada di Pulau Jawa lebih maju dibandingkan dengan yang ada pada daerah Kalimantan dan sekitarnya. Maka dari itu, dengan dipindahkannya Ibu Kota ke Kalimantan Timur diharapkan bisa meratakan Sumber Daya Manusia di Indonesia yang semula Pulau jawa memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan kemudian bisa merata ke pulau Kalimantan Timur dan sekitarnya.
4. Tidak meratanya Lapangan Kerja, Teknologi dan Transportasi yang ada di Negara Indonesia
Seperti yang telah dijelaskan pada poin ke tiga terkait pemerataan Sumber Daya Manusia yang akan terjadi apabila Ibu Kota Negara Indonesia dipindahkan ke Kalimantan Timur. Maka lapangan kerja, teknologi dan juga transportasi di Kalimantan Timur juga akan berkembang pesat siring berjalannya waktu. Sehingga yang semula Pulau Kalimantan tertinggal jauh oleh Pulau Jawa perlahan juga bisa menjadi setara atau bahkan lebih unggul.