Lihat ke Halaman Asli

izza Rifqiya

Institut Agama Islam Negeri Kudus

Pendampingan Pembuatan Sari Rasa Jambu dan Jambu Mete Krispi, Potensi Ekonomi Desa yang Menurun

Diperbarui: 29 September 2023   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpribadi

Suara Desa Krocok- Menggali potensi ekonomi desa dengan pembuatan sari rasa jambu mete dan jambu mete krispi yang kian menurun . Senin,(25/9) 

Bu Yanti bersama Mahasiswa KKN di Desa Krocok tengah mempraktikkan cara membuat jambu mete krispi di rumah Bu Yanti. 

“Cara pembuatan jambu mete krispi adalah dengan cara ditumbuk hingga menjadi serpihan kecil. Lalu diperas airnya hingga air dari jambu mete benar-benar habis,” jelas Bu Yanti, pemilik  dari usaha Jambu Mete Krispi. 

Bu Yanti menjelaskan dalam pembuatan jambu mete krispi membutuhkan waktu pendiaman sampai 2 hari lamanya karena untuk menghilangkan bau yang menyengat sekaligus membantu mengurangi kadar air di jambu mete. 

Sementara untuk sari rasa jambu mete bisa dibuat dengan satu hari asalkan jumlah jambu mete terbilang banyak. 

“ Untuk menghasilkan satu botol jambu, dibutuhkan sekitar 10-15 jambu . Dan pembuatan sari rasa jambu mete itu diperas kemudian direbus dengan campuran gula dan air supaya rasa sepet di jambu mete menghilang,” sambungnya. 

Olahan jambu mete ternyata sudah lama ada di Desa Krocok, namun produksi jambu mete menghilang sebab beberapa faktor seperti minimnya alat peras, buah jambu mete yang hanya berbuah satu tahun sekali, dan lamanya pembuatan olahan jambu. 

“Jika menggunakan alat hanya satu hari saja olahan jambu mete selesai. Berhubung faktor di sini selain alat, ada juga musiman jambu mete hingga warga yang sedikit menjadi olahan jambu jarang diminati” Tutur Bu Yanti. 

Sebenarnya warga Desa Krocok paham bagaimana cara membuat olahan jambu mete. Selain faktor tersebut, kendala pada bagaimana supaya olahan jambu mete dapat diperjual belikan hingga ke luar kota. 

“Warga kami rata-rata bisa membuat, Mbak. Dari kemasan, logo, label. Kita semua tahu karena dulu ada pelatihannya. Karena kita tidak tahu cara promosinya bagaimana, alhasil semuanya mangkrak.” Terang Bu Yanti




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline