Lihat ke Halaman Asli

Izza NurIbrahim

Civil Engineering Student

Studi Penelitian Bioswale Sebagai Upaya Remediasi Air Limpasan Hujan di Kawasan Perkotaan

Diperbarui: 20 Oktober 2023   11:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Penulis

Dalam sebuah penelitian skripsi yang berjudul "Remediasi Air Limpasan Hujan Menggunakan Bioswale di Kota Malang," peneliti berhasil menggali potensi bioswale sebagai solusi inovatif dalam mengatasi permasalahan limpasan air hujan di lingkungan perkotaan. Skripsi ini merupakan upaya konkrit untuk mencari solusi terhadap tantangan lingkungan yang dihadapi oleh Kota Malang, sebuah kota yang terus berkembang dengan pesat.

Kota Malang, seperti banyak kota besar lainnya, menghadapi masalah serius terkait air limpahan hujan yang kembali ke badan air dan ke tanah tanpa adanya penyaringan. Air hujan yang mengalir di permukaan tanah membawa berbagai polutan dan mencampur dengan limbah kota, menciptakan air limbah yang dapat merusak ekosistem lokal. Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada pemanfaatan bioswale sebagai metode remediasi yang ramah lingkungan.

Bioswale sendiri adalah suatu sistem pengelolaan air yang menggunakan sistem fitoremediasi dan tanah untuk membersihkan dan meremediasi air limbah. Penelitian ini dilakukan dengan merancang prototype bioswale dengan sampel air yang diambil dari Jlaan Galunggung Kota Malang. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi kandungan polutan dalam air hujan yang mengalir ke sistem drainase kota.

Sumber: Penulis

Metodologi penelitian melibatkan tahap perencanaan, desain prototype, pembuatan prototype, dan pemantauan bioswale. Peneliti secara bertahap mengambil sampel air limpasan hujan dari Jalan Galunggung Kota Malang. Selain itu, pemilihan jenis tanaman yang sesuai dan adaptasi terhadap kondisi iklim lokal juga menjadi fokus dalam penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bioswale efektif dalam meremediasi air limbah hujan. Tanaman yang ditanam di bioswale mampu menyerap dan mengurangi kandungan zat-zat berbahaya dalam air, sementara media tanahnya bertindak sebagai filter alami. Pada tingkat implementasi yang lebih luas, bioswale dapat memberikan dampak positif terhadap kualitas air, keberlanjutan lingkungan, dan kesehatan masyarakat.

Sumber: Penulis

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lingkungan Departemen Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Malang, serta di Laboratorium Perum Jasa Tirta II Kota Malang. Hasil Analisis: (1) Kualitas air limpasan hujan yang diambil dari Jalan Galunggung Kota Malang memiliki nilai parameter fisika, kimia, maupun biologi di atas standar baku mutu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017. (2) Efisiensi bioswale dalam mereduksi zat polutan yang ada pada sampel inlet tergolong tinggi dengan rincian sebagai berikut: pH naik 1,608 %, DO naik 43,858 %, conductivity naik 55, 139 %, salinity naik 53,049 %, TDS naik 55,125 %, turbidity turun 97,031 %, TSS turun 75,464 %, COD turun 85,043 %, Fosfat Total (PO4) turun 88,794 %, TN turun 91,999 %, Total Timbal (Pb) turun 80,194 %. (3) Parameter pengujian air limpasan hujan hasil pengolahan bioswale memiliki nilai yang memenuhi standar baku mutu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 tahun 2017.

Sumber: Penulis

Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya memberikan kontribusi ilmiah terhadap literatur tentang remediasi air limpasan hujan, tetapi juga memberikan pandangan yang sangat praktis dan relevan terhadap permasalahan nyata yang dihadapi oleh Kota Malang. Implementasi bioswale sebagai solusi dapat menjadi langkah konkret menuju kota yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline