Lihat ke Halaman Asli

Berjumpa Burdah di Crirastuswasti Prajabhyah

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Burdah merupakan suatu qasidah (lagu-lagu) yang berisi syair tentang pujian/ sholawat kepada Nabi Muhammad SAW . Mungkin ini bukanlah hal asing bagi penulis karena di masa kecilnya yang dihabiskan di kota Pati ini sudah sangat familiar dengan qasidah tersebut . Tapi , sudah tentu kaget ketika bertemu dengan makhluk itu (burdah_red) di kota Crirastuswasti Prajabhyah (Salatiga) . Pasalnya dua bulan lebih satu minggu penulis setelah berhijrah di satu-satunya kota kecil yang disebut kota pendidikan ini tidak menemukan yang namanya burdah . Yang ada hanya megahnya gereja -yang katanya- terbesar di Jawa , Universitas Kristen terbesar dan bermacam-macam aliran islam yang menurut penulis lumayan asing .

Majlisan -begitulah anak ma'had ini menyebutnya- diselenggarakan selepas Isya' tadi  oleh jam'iyyah Al-Hikmah kampus Salatiga . Dan hal yang sangat mengesankan pertama kali adalah kegiatan ini dilaksanakan di Masjid Darul Amal ( MDA) yang menurut pengalaman penulis sang imam tidak pernah berdzikir setelah sholat seperti yang dilakukan di lingkungan penulis dulu . Tentu saja hal ini memberikan kesan tersendiri karena burdah identik dengan nahdliyin , identik dengan berdzikir dan semacamnya justru berkumandang di masjid tersebut . Hal ini membuktikan betapa damainya kehidupan beragama disini . Tidak peduli beda agama , beda aliran , maupun beda keyakinan . Jadi tidak salah saat K.H. Hasyim Muzadi dan beberapa tokoh agama pernah mengatakan Salatiga dapat dianggap sebagai Barometer Kerukunan Umat Beragama di Indonesia. Di Salatiga semua agama hidup dengan damai dan tidak pernah terjadi konflik antar agama. Sikap toleransi masyarakat penganut agama yang satu dengan penganut agama lain tinggi. Subhanallah

"Kegiatan ini sangat bagus , mencintai tradisi yang dianggap pinggiran . Justru ini akan menjadikan wahana untuk mencapai suatu kecerdasan intelektual " . Kata Bpk. M. Ghufron, M.Ag dosen pengampu mata kuliah Akhlaq Tasawuf  di STAIN Salatiga dalam sambutannya  . Dan sekali lagi penulis terkejut karena beliau yang menyampaikan sambutan dengan kalem tapi berkesan itu adalah orang Pati bumi mina tani . Dan hal ini semakin menyemangati penulis bahwa orang-orang besar , orang-orang terkenal tidak harus dari kota besar atau dari kota terkenal . Tapi , sebesar mana semangat dan keseriusan untuk menjadi orang besar.

'Bertemu burdah di Crirastuswasti Prajabhyah ' .Hal  ini merupakan  pengalaman  unik saat menikmati budaya keagamaan yang dirindukan berpadu dengan budaya kesosialan dan pencerahan masa depan .Subhanallah, sudah selayaknya kita pandai-pandai membaca keadaan , menganalisa perbuatan dan membangun suatu perubahan untuk menciptakan pemuda yang berjiwa besar dan berakhlaq maksimal .




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline