Lihat ke Halaman Asli

Pelatihan Pemanfaatan Barang-barang Bekas Ma'had Putri (#AksiBarengLazismu)

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehidupan tidak dapat dipisahkan dari sebuah kegiatan. Entah itu yang menghasilkan banyak sampah maupun sedikit sampah. Gaya konsumerisme telah mendarah daging dan mengambil alih laju kehidupan. Apalagi kehidupan di sebuah asrama yang berisi kaula muda. Ma’had Putri sekolah tinggi agama Islam negeri (STAIN) Salatiga misalnya. Mereka yang secara akademis telah resmi menyandang status mahasiswi seharusnya lebih peka dan peduli pada lingkungan sekitar. Namun kenyataannya, masih banyak dari mereka yang belum mengerti hakikat kehidupan itu sendiri: kehidupan yang bersih, nyaman dan layak huni.

Padahal jika kita cermati detik demi detik, selalu ada sampah yang semakin memenuhi ruang di bumi ini. Gembar-gembor penanganan sampah yang belum menyeluruh mengakibatkan lingkungan menjadi kumuh. Lalu kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi?

Untuk itu, demi menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman dan layak huni ada baiknya jika kita memulainya dari pengelolaan sampah. Mulai dari memilih dan memilah sampah-sampah yang dapat dimanfaatkan. Contohnya seperti botol air mineral, bungkus minuman serbuk, deterjen, minyak goreng, majalah dan masih banyak lagi.

Disisi lain, status mahasiswi yang notabenenya sibuk kuliah dan berorganisasi membuat perwujudan cinta lingkungan ini sulit untuk terealisasikan. Tapi kendala sebenarnya bukan pada kesalahan mengatur waktu. Namun, lebih pada pola pikir. Maka dari itu, dari kalangan mahasiswa sendiri diperlukan pemahaman dan pengertian yang mendalam tentang semua itu.

Teori tanpa praktek? Itu sama saja dengan angin yang lewat tanpa permisi lalu pergi. Karena sejatinya penanganan sampah ini bertitik tumpu pada praktek. Untuk itu, dibutuhkan sebuah pelatihan pemanfaatan barang-barang bekas agar mempunyai nilai guna.

Dalam pelatihan selama tujuh hari, diharapkan mahasiswi Ma’had putri dapat belajar mulai dari pentingnya kebersihan, memanfaatkan barang-barang bekas di lingkungan Ma’had sampai lingkungan Desa Kembangarum, Kec. Sidomukti, Salatiga. Atau kemudian menjadi pelopor bank sampah di daerah tersebut.

Tentunya kegiatan tersebut tidak bisa dilaksanakan oleh pengurus Ma’had putri itu sendiri. Dibutuhkan berbagai pihak yang berpartisipasi dalam hal ini. Mulai dari narasumber, tempat, peralatan hingga distribusi produk.

Bersama Lazismu, lembaga nirlaba tingkat nasional yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana zakat, infaq, wakaf dan dana kedermawanan lainnya diharapkan dapat menggandeng kami dalam mewujudkan Indonesia yang bersih, nyaman dan layak huni. Kami berharap dengan adanya pelatihan ini, dapat memberikan perubahan yang signifikan dalam mendayagunakan barang-barang bekas agar mempunyai nilai guna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline