Jika biasanya pemandangan rektorat dipenuhi dengan informasi edukasi ataupun view taman, berbeda dengan penampakan rektorat Universitas Gajah Mada (UGM) sore ini Kamis, 30 Mei 2024. Pasalnya halaman depan yang biasanya asri dengan hijau rumput, kini dipenuhi oleh Mahasiswa yang mendirikan tenda bak perkemahan. Tenda-tenda sederhana berjejer rapi, menandakan bahwa ini bukan sekadar pertemuan biasa. Mereka hadir dengan satu tujuan yang sama untuk menolak kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang baru-baru ini diumumkan oleh pihak universitas.
Sejumlah mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berkemah di halaman Balairung UGM. Mereka menginap sejak Senin (27/5) lalu sebagai protes terkait tingginya luran Pengembangan Institusi (IPI) atau uang pangkal dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di kampus kerakyatan itu.Mereka mendirikan tenda-tenda layaknya sedang camping di alam terbuka. Setiap malam, mereka juga mengadakan berbagai kegiatan seperti masak-masak, nobar film, karaokean, main bola, turnamen PES, sampai balap lari. Tidak lupa, di sela-sela kegiatan itu mereka juga melakukan diskusi terkait dengan uang kuliah yang sedang ramai beberapa waktu terakhir
"Jadi kalau semalam itu memang asyik-asyikan, ada yang nonton film, ada yang lomba lari, ada yang masak-masak juga, sampai ada yang ng-ide jualan, jualan indomie, jualan kopi, kata salahmui para mahasiswa satu mahasiswa UGM yang ikut berkemah, Berlin Situmorang, pada Rabu (29/5) malam.
Sebelumnya UGM telah menerapkan IPI bagi calon mahasiswa baru yang masuk melalui jalur Seleksi Mandiri 2024 dan masuk dalam kategori UKT Pendidikan Unggul. Kebijakan luran Pengembangan Institusi (IPI) baru terkait biaya pendidikan bagi mahasiswa baru yang diterima melalui berbagai jalur seleksi. Kebijakan ini mencakup pembebasan dari biaya IPI bagi mahasiswa yang masuk melalui Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT), dan Seleksi Mandiri, selama mereka termasuk dalam kategori UKT (Uang Kuliah Tunggal) Pendidikan Unggul Bersubsidi.
Biaya IPI ini merupakan kontribusi yang dibayarkan satu kali sepanjang masa perkuliahan. Besarannya bervariasi tergantung pada bidang studi yang diambil oleh mahasiswa. Bagi mahasiswa yang memilih bidang ilmu Sosial dan Humaniora, biaya yang ditetapkan adalah Rp 20 juta. Sementara itu, bagi mahasiswa yang mengambil bidang ilmu Sains, Teknologi, dan Kesehatan, biaya yang harus dibayarkan adalah Rp 30 juta.
Pembebasan biaya IPI ini merupakan langkah yang diambil oleh IPI untuk meringankan beban finansial mahasiswa baru yang berprestasi dan memberikan mereka kesempatan yang lebih besar untuk mengakses pendidikan berkualitas. Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan semakin banyak mahasiswa yang mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tanpa terbebani oleh biaya yang tinggi.
Dengan kebijakan ini, IPI menunjukkan komitmennya dalam mendukung akses pendidikan bagi semua kalangan dan berusaha menciptakan lingkungan akademis yang inklusif dan suportif. Mahasiswa diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan baik dan berfokus pada pengembangan diri serta prestasi akademik mereka selama menempuh studi di IPI.
Sebelumnya, Sekretaris UGM, Andi Sandi, menyampaikan bahwa pimpinan UGM siap untuk bertemu dengan para mahasiswa yang menggelar aksi dengan cara berkemah di depan Balairung UGM. Pimpinan kampus menurutnya juga berencana untuk menemui para mahasiswa antara hari Kamis (20/5) atau Jumat (31/5).