Lihat ke Halaman Asli

Ketahuilah Apa yang Anda Sampaikan, Sampaikanlah Apa yang Anda Ketahui

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mungkin ini adalah lanjutan dari tulisan saya yang berjudul “ Menulis pun Bisa Sengsara “.

Fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Semua pasti tahu itu. Dan tidak ada satu manusiapun yang tidak ingin terbebas dari fitnah, dunia dan akherat.

Seperti halnya orang berbicara, tulisan pun punya nyawa. Jika tidak, sebuah tulisan tidak akan bisa menemukan pembacanya. Tetapi, tidak semua tulisan perlu untuk dikomentari seperti halnya tidak semua pertanyaan memerlukan sebuah jawaban, atau bahkan mungkin tidak semua pernyataan harus diajukan. Disinilah letak kecerdasan pembaca. Apakah akan ikut arus yang sengaja dibuat oleh penulis, atau dia punya prinsip-prinsip tertentu yang mampu membentengi dirinya untuk tidak terjebak dalam sebuah kubangan.

Meski saat ini sudah ada kebebasan berekspresi dalam segala bentuk, tetap kebebasan itu membawa sebuah konsekuensi. Dan saya yakin, bahwa konsekuensi tidaklah berhenti pada titik dunia, tapi juga akherat. Tidak ada yang tahu bagaimana isi hati seorang penulis ketika dia menuliskan bait-bait puisinya. Juga tidak akan ada yang tahu apa tujuan seorang penulis yang sebenarnya ketika dia menuliskan sebuah judul yang kontroversial, misalnya.

Sebagai anggota masyarakat yang berinteraksi dalam sebuah komunitas, berbeda pendapat sangatlah wajar. Dan sebagai manusia yang menganggap dirinya dewasa, kemampuan dan kematangan dalam berpendapat sebaiknya dibekali dengan keilmuan yang cukup dan pengetahuan yang luas. Bukan hanya sekedar katanya atau menyadur dari beberapa tulisan orang lain yang belum tentu kebenarannya.

Dalam Islam ada tuntunan untuk selalu cek and ricek, untuk selalu tidak gegabah dalam menerima berita dari seseorang terutama orang yang belum diketahui dengan benar kredibilitasnya. Hal ini penting, mengingat tidak semua orang tahu aktifitas orang lain secara detil. Jangan sampai kemudian timbul fitnah yang bisa menjadi penyesalan seumur hidup.

Sebuah opini pun tetap harus mempunyai dasar ilmu. Jika tidak, yang tampil hanyalah sebuah kebohongan atau  sekedar basa basitanpa ada kesan yang mendalam dan pesan yang tersampaikan. Begitu juga ketika hendak menyampaikan sesuatu, yang berasal dari beberapa sumber, sebaiknya juga dengan berbekal ilmu. Jika tidak, bisa jadi apa yang disampaikan tidak sesuai dengan tujuan atau bahkan mungkin salah sasaran alias salah tembak atau yang lebih parah lagi membuat fitnah untuk orang lain. Na'udzubillah.

Wallahu a'lam...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline