Lihat ke Halaman Asli

Izyan Nasrullah Mahdana

UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Taqwa dan Akhlak Mulia

Diperbarui: 22 April 2024   20:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hadis arbain ke 18 memiliki arti sebagai berikut:

Dari Abu Dzarr Jundub bin Junadah dan Abu 'Abdirrahman Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhuma, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada; iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, maka kebaikan akan menghapuskan keburukan itu; dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik." (HR. Tirmidzi).

Hadis ini memiliki pesan penting yakni bertakwa dan berakhlak mulia adalah hal yang paling menyebabkan banyak yang masuk surga.

Takwa pada dasarnya adalah membuat penghalang antara seorang hamba dan sesuatu yang ditakuti, sehingga takwa kepada Allah berarti mendirikan benteng antara seorang hamba dan kemarahan, murka, dan siksa Allah. Ini dicapai dengan mematuhi perintah-Nya dan menjauhi maksiat. Namun, takwa yang sempurna, menurut Ibnu Rajab Al Hambali, adalah dengan menjalankan kewajiban, meninggalkan yang haram dan yang samar-samar, serta menjalankan sunnah dan meninggalkan yang makruh. Ini adalah tingkat takwa yang tertinggi.

Mengingat Allah dan tidak melupakan-Nya berarti selalu mengingat-Nya dengan hati pada setiap tindakan dan kata-kata, semuanya dilakukan untuk mendapatkan pahala dari-Nya, sambil menjauhi larangan-Nya. Ibnu Rajab menekankan bahwa berakhlak baik adalah bagian dari takwa. Akhlak disorot secara khusus untuk menunjukkan pentingnya, karena banyak yang mengira takwa hanya berkaitan dengan kewajiban kepada Allah tanpa memperhatikan hak-hak sesama.

Hadis tersebut juga memberikan beberapa faedah. Pertama, pentingnya untuk selalu bertakwa kepada Allah, baik dalam keramaian maupun kesepian, dengan mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Kedua, amal kebaikan akan menghapus kejelekan, yang bisa berarti taubat atau amal shalih lainnya. Ketiga, kita diperintahkan untuk berakhlak mulia terhadap sesama, meskipun ada situasi di mana sikap tegas juga diperlukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline