Lihat ke Halaman Asli

Mindset / Pola pikir

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mindset adalah pola pikir yang mempengaruhi pola kerja. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh pola pikirnya. Seseorang melakukan sesuatu karena didorong dan digerakkan oleh pola pikirnya. Jadi, kalau kita mau merubah perilaku seseorang maka pola pikirnya dulu yang harus dirubah
Apa itu mindset?
Sering kali kita mendengar kata mindset tetapi mungkin kita belum tahu apa arti mindset. Mindset sebenarnya dua kata bahsa Inggris yang digabung menjadi satu yaitu "mind" dan "set". Mind berarti pikiran, akal, ingatan. Sedangkan "set" adalah kumpulan, perangkat. Jadi secara harafiah diartikan sebagai kumpulan atau perangkat pikiran atau akal atau ingatan. Tetapi sebenarnya maksudnya bukan seperti itu, tetapi yang saya maksud mindset disini adalah pola pikir yang mempengaruhi pola kerja.

Sebagaimana difinisi mindset diatas yaitu pola pikir yang mempengaruhi pola kerja, demikian juga Michel Jordan, dalam setiap kali pertandingan basketnya, pola kerja dia dipengaruhi oleh pola pikirnya (mindsetnya). Mindsetnya adalah bahwa dalam setiap pertandingan yang dia hadapi, dia selalu bilang kepada dirinya "ini adalah pertandingan terakhir saya, jadi saya harus bermain sebaik mungkin (I will do it my best because this is my last game!)". Inilah yang memompa energi Jordan yang menyemangati untuk tidak mudah menyerah, kalimat ini kalau dia ucapkan lebih kuat pengaruhnya dari pada energi drink yang dia minum, kalimat ini seperti vitamin yang memberi tenaga, yang memberi stamina (daya tahan) dan ketahanan fisik (endurance) yang luar biasa seolah-olah tidak pernah kehabisan tenaga.
Manusia pada umumnya dalam melakukan sesuatu pasti lebih dulu orang tersebut karena didorong oleh pola berfikirnya. Jadi pola pikirlah yang menggerakkan, mendorong atau yang menjadi landasan mengapa seseorang melakukan sesuatu. Itulah sebabnya kalau kita hendak melarang seseorang untuk tidak melakukan suatu hal atau sebaliknya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu maka hal pertama yang harus dipengaruhi lebih dulu adalah pola pikirnya, jalan pikirannya yang diubah dulu. Kita bisa saja melarang seseorang untuk tidak melakukan sesuatu atau mendorong seseorang melakukan sesuatu tetapi jika tanpa merubah pola pikirnya lebih dulu maka tidak akan menghasilkan suatu perubahan hasil yang permanen atau perubahan yang berarti. Kalau kita ingin merubah perilakau seseorang dengan hasil yang lebih permanen atau lebih berarti maka yang harus dipengaruhi pertama kali adalah pola pikirnya.

Sebagai contoh misalnya kalau kita punya anak yang malas belajar dan maunya hanya main terus, dan kita ingin anak kita supaya mau rajin belajar, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah merubah pola pikirnya mengapa belajar itu penting, yaitu dengan memberi nasehat bahwa kalau mau pinter, mau berhasil, mau jadi insinyur (kalau cita-citanya jadi insinyur) dll., kita harus menjabarkan syarat-syarat bagaimana menjadi seorang yang berhasil dan kalau perlu memberi contoh-contoh kepada anak kita tentang orang-orang yang sudah berhasil meraih cita-cita. Mereka yang sudah berhasil meraih cita-cita mereka sudah pasti mereka bekerja keras dan terbiasa mendisiplinkan diri dengan terus belajar dan bekerja giat guna meraih cita-citanya itu. Dengan melarang dan memarahi saja tidak cukup, itu hanya akan merubah cara kerja secara sementara. Kalau ada orang tuanya mau disiplin, mau belajat, giliran tidak dilihat oleh orang tuanya, maka kembali lagi ke kebiasaan jeleknya. Ini artinya apa? Ini artinya mindsetnya belum berubah. Ubahlah mindset maka berubahlah seseorang menjadi benar-benar seperti yang kita inginkan. Ubah pola pikirnya maka akan berubah pola kerjanya.

Demikian juga kalau kita hendak "menyemangati" karyawan kita dalam bekerja, maka hal pertama yang kita harus rubah, kita pengaruhi dalam diri karyawan kita adalah pola pikirnya. Bagaimana caranya? Misalnya, ajaklah dan libatkan dalam membahas suatu planning dalam bidangnya (departemennya) dan diskusikanlah bersama, libatkanlah dalam menganalisa baik-buruknya, untung ruginya, kuat dan lemahnya (strong-point dan weak point) dari rencana kerja yang telah disusun bersama tersebut. Ajaklah juga menganalisa bagaimana mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi. Ini akan mempengaruhi secara tidak langsung pola pikirnya yang nantinya akan berpengaruh pada pola kerjanya. Kenapa? karena karyawan kita tahu rencana yang susun, dia merasa ikut "memiliki" dihargai idenya, logika berfikirnya dll. Pola pikir berubah... pola kerja berubah!

Pendek kata pola pikirnya yang dipengaruhi dulu, maka perilaku pasti berubah. Pola pikirnya berubah, maka pola kerja juga berubah. Pasti bisa!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline