Lihat ke Halaman Asli

Ikatan Dua Hati

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14013443031901627518

Laili : “Kau tahu, Fahri. Ketakutan terbesarku adalah kau begitu mudah disukai dan dikagumi. Kau –selalu- begitu mudahnya mendapatkan hati wanita yang kau cintai. Kau terlalu, terlalu, dan selalu mudah mendapatkan apa-apa yang kau cari dan kau inginkan. Ketakutanku adalah ketika dengan mudahnya kau mendapatkan itu semua, kau juga akan meninggalkan itu semua dengan cepatnya. Kau selalu begitu. Dari uraian kata dan laku yang kau punya, aku tahu kau ingin menceritakan padaku semua kenangan masa lalumu itu. Kau ingin menceritakan kehebatan-kehebatanmu mendapatkan semua wanita yang kau mau, yang tanpa sadar tlah membuatku semakin ketakutan denganmu. Kau tahu, kau sangat terlalu!”

Fahri: “ Kecemasan terbesarku adalah dengan sikapmu yang dingin dan begitu enggan berbicara. Kau selalu memutuskan sesuatu dengan dirimu saja, cukup dirimu, tanpa keterlibatan orang lain di dalamnya. Kau terlalu yakin dengan isi pikiranmu yang kaku dan tanpa tapi. Aku cemas dengan ketidakmampuanmu memaafkan. Ketidakmampuanmu untuk memberikan kesempatan seandainya aku membuat kesalahan. Ketidakmampuanmu berbicara manakala kau sedang kecewa. Ketidakmampuanmu membagi isi pikiran denganku. Ketidakmampuanmu menceritakan semua yang kau rasakan. Ketidakmampuanmu untuk selalu memberitahuku apa-apa yang terjadi. Kau selalu puas menyimpannya sendiri. Ah, Laili. Kau memang penyendiri! “

Laili : “ Aku tahu persoalan ini tidak akan bisa diselesaikan dengan berdebat saja. Kita sama-sama tahu ini tak akan ada ujungnya. Segala bentuk kecemasan dan ketakutan ini, tak akan membawa kita kemana-mana selain ke arah keburukan. Kau tahu, kau benar-benar tahu. “

Fahri : “Ya, tentu saja. Berdebat dengan orang yang penakut sepertimu hanya akan membuatmu semakin ketakutan dan pelan-pelan menghindariku. Aku tak ingin semua itu terjadi. Satu hal yang ingin kukatakan hanyalah aku sudah bosan. Faktanya adalah, aku sudah benar-benar bosan dengan kesopanan-kesopanan dan keanggunan-keanggunan wanita yang datang setiap hari padaku, sehingga ketika kau datang dengan biasa-biasa saja, aku benar-benar terpana.”

Laili : “Kau sadar dengan apa yang kau bicarakan?”

Fahri : “Ya. Aku sedang tidak demam. Aku ingin memulai sesuatu yang berbeda denganmu. Aku ingin memulai ikatan baru denganmu, sebuah ikatan yang memang kuinginkan unuk saat ini sampai ke depannya nanti. “

Laili : “Ikatan seperti apa yang kau inginkan? Dengan apa kau mau mengikatku?”

Fahri : “ Ikatan apa yang kau inginkan untuk meredakan ketakutanmu?”

Laili : “ Dan ikatan seperti apa pula yang layak mengobati kecemasanmu?”

********




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline