Lihat ke Halaman Asli

Goal Agenda BISA Hongkong Film Award 2017

Diperbarui: 4 September 2017   05:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Goal acara BISA Hongkong Film Award 2017, 03 September 2017 di ruang Ramayana, Konsulat Jenderal Republik Indonesia Hongkong . Agenda ini disambut antusias oleh BMI Hongkong. BISA FILM AWARD ini sekaligus mengobati rindu para BMI yang mungkin sudah bertahun-tahun tidak jumpa dengan keluarga di Indonesia.

Diawali dengan pemberian penghargaan kepada dua film terpilih yang pastinya inspiratif ini yaitu film Surau & Silek dan MARS diterima langsung oleh kedua sutradara film tersebut yang hadir di tengah-tengah BMI semua, Arief Malinmudo untuk Surau & Silek dan Sahrul Gibran untuk MARS.

"Surau dan Silek tidak hanya secara sinematografis sangat baik dan berkualitas tapi muatan kearifan lokalnya dengan menggunakan bahasa Minang/Padang hampir 90% sangat memukau apalagi keberhasilan sineas Arief Malinmudo mendeliver talenta anak-anak daerah sangat natural dalam berakting. 

Apalagi film kedua MARS-Mimpi Ananda Raih Semesta yang syutingnya di Oxford University London membanggakan dunia pendidikan nasional dimana pelajar terbaik dari daerah gunung kidul yang dulunya miskin dan mistis berhasil menjadi kawasan unggulan terpadu dengan film ini menginspirasi banyak putera daerah untuk sekolah dan meraih kesarjanaan," papar Arul Muchsen sebagai pengagas BISA sekaligus admin di komunitas Demi Film Indonesia

Tawa renyah bercampur dengan haru biru dari para BMI saat menonton film yang diputar dalam BISA FILM AWARD 2017 ini yaitu Surau & Silek juga MARS.

Haru biru penonton saat melihat perjuangan Adil dalam pertandingan Silek (Silat). Tak ayal satu dua bahkan sebagian besar penonton menitikkan air mata menonton film yang sangat mengharukan. Mungkin ada yang rindu dengan anaknya di kampung halaman, atau rindu adik-adik. Hayoo... Kalian sudah nonton film ini belum? Masa kalah sama BMI Hongkong !

Dokumentasi pribadi

Ada yang lucu...

Setelah nonton kedua film tersebut, ada sesi diskusi mengenai film tersebut. Seorang Ibu-Ibu mengajukan protes kepada Sahrul Gibran,

'Kenapa bu Tupon (Kinaryosih) harus dimatikan dulu sebelum liat anaknya sukses?'

Riuh ruangan menjadi melow... Pasalnya ibu tersebut memberikan apresiasi dan pujian dengan berderai air mata karena teringat anaknya. Batin seorang ibu yang meninggalkan anak-anaknya demi masa depan anaknya.

Sahrul Gibran menekankan bahwa 'Ibu adalah malaikat tanpa sayap.'

Ibu Marlina yang mewakili Pusbang film, Kemendikbud menyampaikan bahwa Pusbang film sendiri akan memfasilitasi komunitas film untuk mengadakan semacam workshop cinematografi. BISA HONGKONG FILM AWARD 2017 menjembatani para BMI untuk lebih dekat dengan pemerintah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline