Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Sahabat ODHA Akhiri Stigma dan Diskriminasi

Diperbarui: 10 Februari 2017   09:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Jakarta, 09 Februari 2017, Forum S3 (Sinergi Stop Stigma) melangsungkan FGD (Focus Group Discussion) di Kantor Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Jakarta Pusat.

Forum Sinergi STOP STIGMA ini adalah untuk menggalang potensi yang dimiliki tiap organisasi dalam penanganan kasus-kasus STIGMA yang terjadi dalam lingkungan kita masing-masing sesuai dengan tupoksi atau ruang lingkup organisasi.

Dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes, STIGMA adalah Tindakan memberikan label sosial yang bertujuan untuk memisahkan atau mendiskreditkan seseorang atau sekelompok orang dengan cap atau pandangan buruk.

STIGMA tidak hanya memicu persoalan-persoalan sosial tapi juga adalah pelanggaran HAM. STOP STIGMA ini untuk menciptakan Indonesia yang TANPA STIGMA dan labelisasi yang berunsur SARA, fisik tubuh, ekonomi, budaya atau gaya hidup harus diakhiri.

Salah satu yang menjadi perbincangan khusus pada FGD ini adalah STIGMA terhadap ODHA, mantan narapidana dan juga waria. Juga hadir di tengah-tengah FGD ini perwakilan dari Komunitas Waria Indonesia, salah satunya akrab disapa Mama Yuli. Mereka adalah pejuang hak-hak waria.

Dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes menyampaikan bahwa mereka (ODHA) harus mendapatkan hak yang sama. Pelayanan publik yang sama. Juga mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama.

Tentu sangat penting untuk mengakhiri STIGMA dan DISKRIMINASI pada internal ODHA. Mengapa?

  1. Memperkuat respon efektif pada HIV
  2. Mendorong pengembangan dan rasa percaya diri yang kuat pada ODHA
  3. Menciptakan role modelpositif dan memahami upaya anti stigma dan diskriminasi lebih jauh
  4. Memperkuat ikatan ODHA, keluarga mereka dan komunitas untuk bersama-sama melakukan upaya pencegahan.

Forum Sinergi STOP STIGMA ini adalah bentuk kepedulian organisasi-organisasi sosial didukung oleh KemKum HAM, Kemendikbud, Kemensos, KemKominfo, Kemenkes, Kemen PP&PA yang saling bersinergi. Sesuai dengan taglinenya yaitu:

“SEJUTA TANGAN STOP STIGMA”

Sosialisasi STOP STIGMA melalui FGD ini untuk menyatukan visi dan misi serta pemahaman yang sama tentang STIGMA dan fenomena yang mengikutinya.  Deklarasi SEJUTA TANGAN STOP STIGMA ini direncanakan akan berlangsung pada hari Minggu, 26 Februari 2017 saat Car Free Day di Bunderan HI bersama dengan RELAWAN SEJUTA AKSI.

Dengan bersama-sama mengangkat tangan kiri dengan jemari terbuka mari akhiri STIGMA.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline