Sebaik dan sesempurna apapun kurikulum yang sudah di buat oleh menteri pendidikan dan pemerintah, tidak akan berdampak baik pada hasil belajar anak jika tidak ada keterampilan dasar mengajar dalam diri pendidik. Keterampilan dasar mengajar adalah suatu kemampuan paling dasar yang harus dimiliki oleh tiap-tiap pendidik yang nantinya bisa menjadikan dan menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan dan juga nantinya menjadikan peserta didik lebih sukses dalam proses belajar nya. Keterampilan dasar mengajar ini memang sangat berpengaruh bagi pendidik dan juga peserta didik. Namun terkadang banyak dari pendidik yang melupakan keterampilan dasar mengajar ini, mereka hanya berpikir hal yang terpenting hanya lah menyampaikan materi pembelajaran tanpa ada campur tangan dari keterampilan dasar mengajar. Jadi sebelum pendidik itu praktik ke lapangan, tiap-tiap dari pendidik harus memiliki keterampilan dasar mengajar agar pendidik tepat sasaran ketika mengajar ataupun ketika menyampaikan materi belajar.
Keberhasilan mengajar, selain di tentukan oleh faktor kemampuan, motivasi, dan keaktifan peserta didik dalam belajar dan fasilitas atau lingkungan belajar yang mumpuni, juga akan tergantung pada kemampuan guru dalam mengembangkan berbagai keterampilan memgajar. Penguasaan terhadap keterampilan ini memungkinkan guru untuk mengelola kegiatan pembelajaran secara efektif.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Sedangkan mengajar adalah melatih. DeQueliy dan Gazali mendefinisikan mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Definisi yang modern di negara-negara yang sudah maju bahwa "teaching is the guidance of learning", mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar.
Alvin W. Howard berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah, atau mengembangkan skill, attitude, cita-cita, appreciations (penghargaan), dan knowledge.
Makna lain dari pengertian mengajar adalah sebagai bentuk proses transfer (menyampaikan), upaya untuk memperkaya pengalaman belajar dan menambah ilmu pengetahuan, menanamkan keterampilan dan sikap baik pada peserta didik.
Berikut beberapa keterampilan dasar dalam mengajar :
1. Experiental learning.
Experiental learning dengan mudah bisa di sebut dengan pembelajaran berbasis pengalaman. Lebih spesifik nya Experiental learning adalah suatu pembelajaran yang menekankan pada pengalaman yang nantinya bisa di dijadikan sumber belajar bagi peserta didik dan di terapkan dalam kehidupan nya. Penerapan Experiental learning sangat bervariasi. Mulai dari guru itu sendiri yang berbagi cerita tentang pengalaman nya, bisa dari kegiatan outbound, fasilitator, cam conselor, corporate team bulder, challenge course practitioners, environmental educator, tour, coaches, dan lain-lain. Dari berbagai kegiatan yang di lakukan itu peserta didik bisa pengalaman baik yang nantinya bisa di terapkan dalam kehidupan nya. Kelebihan dari Experiental learning adalah meningkatkan kegembiraan pada peserta didik saat proses belajar mengajar berlangsung dan juga menambah pengetahuan untuk bekal di masa selanjutnya. Karena, metode Experiental learning yang di berikan pendidik sangat bermacam-macam dan dari berbagai ara. Kelebihan lain nya menumbuhkan rasa saling bergantung dengan sesamanya dan juga meningkatkan rasa empati dan pemahaman pada sesamanya. Sedangkan kekurangan dari Experiental learning adalah penjelasan nya masih terlalu luas cakupannya dan sulit di mengerti khususnya bagi anak usia dinu. Karena, si kecil masih terlalu dini untuk bisa memahami hal tersebut. Sebelum menerapkan Experiental learning ada baiknya menganalisis peserta didik, apakah mampu menerima model pembelajaran jenis ini atau belum mampu . Agar nantinya ada hubungan timbal balik yang baik antara pendidik dan peserta didik.
2. Cooperative learning.
Cooperative learning adalah suatu pembelajaran yang di lakukan secara berkelompok dengan anggota yang kemampuan nya berbeda-beda. Model pembelajaran jenis Cooperative learning menerapkan 5 unsur dalam pembelajaran nya: ketergantungan, tanggung jawab setiap individu, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi dari proses kerja kelompok. Cooperative learning juga memiliki beberapa tujuan, yaitu: terbentuk nya hubungan sosial yang baik, menghasilkan prestasi yang baik bagi tiap individu, dan setiap individu mampu menerima perbedaan kemampuan yang di miliki tiap anggota. Ironisnya pembelajaran model ini belum banyak di terapkan di negara Indonesia, padahal pembelajaran model ini akan banyak manfaat nya bagi peserta didik yang nantinya berguna di masa depan.
3. Collaborative learning.