Lihat ke Halaman Asli

Izmatul Izza

Mahasiswi

Teori Behavioristik dan Teori Kognitif

Diperbarui: 28 Mei 2021   06:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teori Behavioristik dan Teori Kognitif. | freepik

Teori belajar merupakan gabungan prinsip yang saling berhubungan, dan berisi tentang penjelasan atas sejumlah fakta serta penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Penggunaan teori belajar dengan langkah - langkah pengembangan yang benar dan juga pemilihan materi yang baik dan benar serta penyampaian pesan yang baik dapat memudahkan peserta didik dalam memahami pelajaran yang di sampaikan. 

Proses belajar pada hakikatnya adalah kegiatan mental yang tidak tampak proses perubahan nya, tidak dapat di saksikan dengan jelas, tetapi dapat dilihat dari gejala - gejala perubahan dalam perilaku peserta didik. Teori belajar yang menekankan perubahan terhadap perilaku peserta didik adalah teori behavioristik. Teori belajar yang menekankan pada perubahan capaian hasil dalam belajar ( prestasi )  adalah teori kognitif. 

Teori behavioristik adalah teori belajar yang mengutamakan pada perubahan perilaku peserta didik ke arah yang lebih baik tentunya. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan (Arya, 2010). 

Baca juga: Teori Belajar Behavioristik dan Kognitif

Rangsangan yang di berikan kepada peserta didik bisa berdampak positif, bisa juga berdampak negatif tergantung dengan kondisi peserta didik. Teori behavioristik menekankan guru sebagai pemegang kendali dalam memberikan contoh perilaku baik atau buruk kepada peserta didik. 

Peserta didik bisa mengambil baik atau buruk yang di sampaikan. Tergantung guru mencontohkan nya bagaimana. Karena, manusia sendiri bersifat pasif, artinya masih bergantung pada stimulus yang di dapatkan. Jika guru mampu memberikan contoh baik, maka peserta didik juga akan menghasilkan perubahan yang mengarah pada kebaikan. 

Jika guru memberi contoh buruk, maka peserta didik juga akan menghasilkan perubahan yang mengarah pada kejelekan atau keburukan. Teori belajar behavioristik sangat menekankan perubahan perilaku baik positif maupjn negatif. 

Menurut teori belajar behavioristik, belajar pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan pertama yang di tangkap dari panca indera dengan kecenderungan untuk bertindak, atau menghubungkan antara stimulus ( input ) dan respons ( output ). Teori stimulus ( input) dan respons ( output )  adalah usaha untuk membentuk hubungan antara keduanya menjadi lebih baik, karena keduanya sangat penting dalam menghasilkan teori  behavioristik . 

Namun, proses terjadinya stimulus dan respon tidak dapat di amati dan juga tidak dapat di ukur. Oleh karena itu,  apapun yang di sampaikan oleh guru harus di terima, di amati dan di ukur. Begitu juga dengan apapun yang sudah di hasilkan peserta didik harus di terima, di amati, dan di ukur agar tercipta nya sebuah perubahan ke arah yang lebih baik. 

Ciri - ciri teori belajar behavioristik antara lain : 

  1. Mempelajari perbuatan manusia bukan melalui keadaanya, melainkan mengamati perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan kenyataan. 
  2. Segala perbuatan di kembalikan pada perasaan refleks. 
  3. Pada waktu di lahirkan semua orang itu sama. Jadi, pasti manusia juga mengalami perubahan. 

Baca juga: Behavioristik dan Kognitif dalam Kaca Anak Usia Dini

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline