Lihat ke Halaman Asli

Isma Wati

Bluestory

VAKSIN CEGAH PENULARAN

Diperbarui: 30 Januari 2021   05:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi covid-19 mewabah sudah hampir 1 tahun di Indonesia belum kunjung usai pengobatan malah angka terus melonjak. Sehingga Indonesia menjadi 10 negara dengan kasus covid terbanyak di dunia. Perekonomian terpuruk dari waktu ke waktu, semua mata pencaharian terdampak. Protokol kesehatan masih tetap berjalan hingga semua keadaan membaik.

Dunia sedang disibukkan dengan solusi terbaik akan pandemi ini. Beberapa negara telah memasarkan produk vaksinnya ke publik, Tiongkok misalnya. Indonesia kedatangan vaksin dari Tiongkok (Sinovac) dari Desember lalu. Saat ini telah 3 juta dosis yang dipakai, setelah melewati uji dan tahapan  hukum di Indonesia. Komisi Fatwa MUI sudah memberi keterangan bahwa vaksin sinovac halal. Vaksin sinovac juga sudah diberi izin dari EUA (Emergency Use Authorization. Vaksin ini juga telah diakui oleh WHO (World Health Organization). Pada gelombang vaksin yang selanjutnya juga akan memakai vaksin-vaksin lain seperti pfizer, bioNTech, moderna, sinopharm, astraZeneca, dan vaksin merah putih bila sudah lulus uji dan siap diedarkan.

Dengan munculnya pemberitaan seluruh masyarakat diharuskan untuk suntik vaksin maka banyak tanggapan pro dan kontra. namun keduanya memiliki alasan yang mendasar terhadap pendapatnya. Jika dilihat dari platform sosmed, sudut kontra banyak yang beranggapan bahwa vaksin tersebut berbahaya dan mengapa harus meminta dari negara lain. Sedangkan pandangan lain bahwa ini satu-satunya jalan untuk memberantas penularan.

Namun yang terpenting tetap patuhi protokol kesehatan 3M (Memakai masker dengan benar, Menjaga jarak dan jauhi kerumunan, Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun) sembari menunggu Kita Siap Vaksin. 

Setelah tubuh menerima vaksin pun harus tetap patuh terhadap protokol kesehatan serta makan makanan bergizi. Karena Vaksin bekerja dengan merangsang pembentukan kekebalan tubuh secara spesifik terhadap bakteri/virus penyebab penyakit tidak untuk menghilangkan virus. Namun penggunaanya akan bisa terhindar dari penularan maupun sakit berat akibat penyakit itu.

Manfaat vaksin jauh lebih besar dibandingkan risiko sakit karena terinveksi bila tidak divaksin. Kesehatan dunia ini membutuhkan andil kita semua untuk peduli terhadap diri sendiri, orang sekitar dan lingkungan. Maka lawan was-was dengan informasi yang tegas. Semoga pandemi segera berakhir serta kita dapat beraktifitas seperti biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline