Lihat ke Halaman Asli

Permintaan Terakhir

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permintaan Terakhir

Saat ini hari-hari kulewati dengan biasa saja. Tidak akan ada yang berarti lagi dalam hidupku. Mungkin ini memang takdir yang harus kuterima. Bahkan Tuhan yang memberikanku sebuah hadiah langsung ia tarik kembali hadiah itu. Sakit. Ya hati ini sakit. Aku tak tau apakah sebesar itu kesalahan yang pernah aku perbuat. Bukankan setiap orang berhak mendapatkan kebahagiaannya?

Setiap hari, setiap menit dan tiap detiknya aku selalu merindukan masa-masa dimana aku bisa tertawa lepas, bisa berbicara mengenaiapa yang sedang aku rasakan. Tak seperti sekarang dimana semua ucapan dan gerakanku dibatasi. Banyak orang berkoar bila negara ini adalah negara bebas. Tapi apakah pernyataan tersebut berlaku untuk semua orang? Aku kadang berfikir apakah masa-masa itu akan kembali lagi? Mungkin tak akan pernah.

Aku lelah mendengar semua orang membicarakan keburukan-keburukan masa laluku. Tidakkah mereka mengerti bahwa setiap orang pasti memiliki sebuah masa kelam? Kenapa mereka selalu berbicara seakan-akan merekalah manusia paling tidak berdosa dimuka bumi ini? Dalam tiap doaku, aku selalu meminta yang terbaik untuk mereka. Bukakanlah pintu hati mereka yang sudah tertutup rapat itu. Bukakanlah pikiran mereka. Tak taukah mereka apa yang kurasakan bila mendengar apa yang mereka katakan? Betapa perihnya hati ini mendengar orang yang telah kupercaya seakan pergi menghianatiku. Pergi meninggalkanku disaat kusedang terpuruk.

Tuhan, bolehkan aku meminta satu permintaan terakhir? Ijinkan aku memperbaiki apa yang sudah ku rusak. Aku tau, tak mungkin dengan aku memperbaiki semua ini lalu kau berikanku sebuah kebahagiaan namun, satu yang aku inginkan, orang-orang yang sudah pernah ku sakiti hatinya atau merasa terganggu akan kehadiranku bisa memaafkanku. Aku tak akan mempermasalahkan jikalau mereka tak ingin menerimaku kembali. Aku hanya ingin mendengar kata maafku mereka terima.

Aku tak tau harus memulai darimana semua ini. seakan semua kesalahan yang aku perbuat menuai hasilnya saat ini. Andaikan sebuah kehidupan bisa seperti dalam FTV-FTV. Ketika kita mendapatkan suatu masalah, maka tak lama kemudian Tuhan akan memberikan jalannya untuk kita. Masalah dengan mudahnya terselesaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline