Satu hal yang harus kita pahami, bahwa hubungan percintaan itu bukan soal paling tapi soal saling. Saling terbuka, saling percaya, saling mendukung, saling memahami, saling menjaga dan saling-saling lainnya dalam perkara kebaikan
Tak jarang juga dalam kesalingan itu, akan lahir yang namanya pengorbanan. Pengorbanan disini bukan atau tidak harus berdarah-darah, itu sesuatu yang heroik banget bukan? Tapi dalam konteks dicintai dan mencintai, ada satu pengorbanan yang paling kuat dan paling fundamental adalah keterbukaan kita pada pasangan
Yang namanya mencintai seseorang itu pasti muncul rasa kepo dan ingin tahu yang besar tentang pasangan kita. Kalau hanya sampai pada tahap ngga ingin tahu lebih dalam, itu namanya mengagumi yang kemudian diistilahkan sebagai ngefans. Dalam konteks dicintai dan mencintai, pasangan kita adalah manusia bukan patung yang diam saja kita cintai namun kita tak tahu ada apa didalamnya
Pada tahap ini, bila keterbukaan dilaksanakan dengan baik maka akan tercipta suatu kepercayaan, persahabatan dan hubungan yang sangat erat dan langgeng dengan sangat mudah. Kemudian kita pahami bahwa strateginya bukan dengan memeprdayai orang/pasangan kita agar menyukai kita.
Namun sebaliknya, yaitu dengan menerapkan prinsip dan cara psikologis tertentu untuk menumbuhkan dan mengembangkan kebutuhan tersebut secara reaksi alami. Bahkan sebenarnya, ekspresi perasaan-perasaan suka atau tidak suka kita pada seseorang muncul melali proses-proses yang sebagian besar terjadi di alam bawah sadar
Perasaan itu terjadi dengan tidak sengaja, namun karena tidak menyadari prosesnya. Penelitian menunjukkan bahwa rasa suka pada seseorang dapat mempengaruhi sudut pandang kita tentang seberapa menarik fisik orang tersebut, dan cenderung lebih menyukai seseorang yang dianggap menarik
Olehnya kita perlu memahami beberapa Poin-poin tentang dicintai dan mencintai:
1. Manusia biasa
"Jika engkau mencintai seseorang, engkau tak akan menuntutnya untuk jadi seperti yang kamu minta, tapi kamu membantunya melengkapi kekurangannya" (Aira Darmawan). Maka dalam konteks dicintai dan mencintai, pahamilah bahwa pasangan mu maupun dirimu bukanlah makhluk sempurna, tapi Tuhan menciptakan kita dengan penuh kesempurnaan.
Yang dimana kesempurnaan itu akan jadi sempurna tatkala 2 hati saling melengkapi dan mengisi satu sama lain. Ini bukan soal siapa yang paling, tapi siapa yang tak hentinya saling. Manusia itu unik dengan personaliti dan karakteristik yang berbeda-beda, yang mana kesemuanya itu bila dipadukan dengan tepat akan menciptakan kesempurnaan
2. Turunkan ego, naikkan empati