Lihat ke Halaman Asli

Iza Wahyu Himawan

Teruslah Belajar

Teknologi Pertanian dalam Penerapan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani

Diperbarui: 3 Desember 2021   19:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Ketahanan pangan rumah tangga petani dicirikan dari ketersediaan pangan yang cukup dalam rumah tengga tersebut. Sesuai dengan yang dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan bahwa ketahanan pangan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

 Pemanfaatan teknologi pertanian inovatif berperan dalam meningkatkan produktivitas pertanian, memberikan peluang untuk meningkatkan mata pencaharian, yaitu peningkatan ketahanan pangan bagi rumah tangga petani. Inovasi teknologi pertanian berperan penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian karena lahan pertanian produktif banyak diubah menjadi lahan non pertanian, dan peningkatan produksi melalui perluasan lahan (perluasan) sulit diterapkan di Indonesia.

 Mengingat sektor pertanian yang utama adalah petani, maka petani memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan produktivitas hasil pertanian sebagai pemain utama dalam pembangunan pertanian. Inovasi pertanian tidak akan membantu kecuali petani menggunakannya. Oleh karena itu, adopsi inovasi teknologi ini oleh petani sangat penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian di tingkat makro. Pemerintah tertarik untuk meningkatkan produksi pertanian selama ini karena kebutuhan pangan seluruh masyarakat Indonesia masih bergantung pada impor. Bahkan biaya impor pangan semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Pada tingkat mikro yaitu petani, perlu menggunakan teknik pertanian yang inovatif  untuk meningkatkan hasil panen petani. Hal ini meningkatkan pendapatan petani dan memperkuat kondisi ketahanan pangan di rumah. Keuntungan relatif  adalah sejauh mana ide baru dianggap  lebih baik daripada  yang sudah ada. Tingkat manfaat relatif sering dinyatakan  dalam bentuk manfaat ekonomi atau beberapa bentuknya. Kompatibilitas inovasi adalah menyelaraskan dengan  nilai dan pengalaman yang ada, pengalaman masa lalu dan kebutuhan audiens. de-ide yang tidak sesuai dengan sifat sistem sosial tidak akan diakomodasi secepat ide-ide yang kompatibel.

Memberi penerima kepercayaan yang lebih besar, mengurangi risiko dan membuat ide-ide baru  lebih berarti bagi penerima. Kompleksitas adalah sejauh mana suatu inovasi dianggap relatif sulit untuk dipahami dan digunakan. Ide-ide baru  dapat menjadi bagian dari rangkaian "kompleks sederhana". Sebagai anggota sistem sosial telah mengamati, kompleksitas teknologi berhubungan negatif dengan tingkat di mana ia diadopsi. Artinya, inovasi yang lebih sulit bagi manusia diperkenalkan lebih lambat.

Kemudahan untuk diujicoba adalah sejauh mana teknologi dapat diuji dalam skala kecil. Ide-ide baru yang dapat dicoba umumnya diterima lebih cepat daripada inovasi yang tidak dapat dicoba pada awalnya. Kemudahan untuk Observabilitas (kemampuan observasi) adalah tingkat ketika hasil-hasil suatu inovasi dapat dilihat oleh orang lain. Hasil inovasi-inovasi tertentu mudah dilihat dan dikomunikasikan kepada orang lain.

Hasil dari beberapa inovasi mudah dilihat dan dikomunikasikan dengan orang lain. Praktisi penyuluhan memainkan peran penting dalam mendidik petani tentang teknik pertanian yang inovatif. Pada dasarnya, peran seorang ekspansionis tidak hanya mendidik petani tentang keterampilan, tetapi juga meningkatkan kemampuan mereka untuk menjalankan bisnis secara mandiri. Kompetensi adalah seperangkat kompetensi dan kompetensi yang mencakup kemampuan beradaptasi, kinerja fungsional, pemecahan masalah, dan perencanaan bisnis dan keterampilan evaluasi.

Tingkat kompetensi seseorang  menentukan kemandiriannya. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat kompetensi maka semakin tinggi pula tingkat kemandiriannya. Orang menerima atau menolak inovasi pada setiap tahap dalam proses pengambilan keputusan.

  • tahap pengetahuan atau implementasi di mana subjek menjadi sadar akan inovasi dan telah memperoleh pemahaman atau kesadaran tentang cara kerja inovasi;
  • tahap persuasi, ketika tujuannya adalah untuk membentuk kesepakatan atau ketidaksetujuan dengan inovasi;
  • langkah pengambilan keputusan untuk menentukan apakah tujuan tersebut termasuk dalam kegiatan yang akan dilaksanakan atau tidak;
  • tahap implementasi dimana tujuannya adalah untuk mengimplementasikan di lapangan apa yang telah ditentukan;
  • Tahap verifikasi, dalam hal ini subjek mencari kuasa atas keputusan yang dibuat saat memperkenalkan atau menolak inovasi.

 Pernyataan ini mengandung makna bahwa dalam proses adopsi petani terdapat pertimbangan-pertimbangan dasar yang dianggap benar, baik, dan pantas bagi dirinya dan lingkungannya. Petani masih perlu diperhatikan dan disempurnakan oleh pihak lain baik secara individu maupun kelembagaan terkait dengan potensi inovasi. Proses adopsi dapat terjadi tanpa eksekusi langkah-langkah yang berurutan. Dengan kata lain, proses merangkul inovasi secepat melompat langsung ke pemahaman atau kesadaran implementasinya tanpa  pertimbangan yang matang. Di sisi lain, ada pula tahapan di mana berhenti dalam keadaan menarik tanpa melanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu mencoba dan mengevaluasi sebelum hasil hingga menerapkan.

Iza Wahyu Himawan

Mahasiswa Magister Agribisnis

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline