Lihat ke Halaman Asli

izatul laela

Seorang Kepala Sekolah di SDN Karangsono Wonorejo Kab. Pasuruan Propinsi Jawa Timur,.

Orang Tua Durhaka

Diperbarui: 30 November 2024   11:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.istockphoto.com/

Pernahkah Anda mendengar istilah orang tua durhaka ? Apakah ada orang tua yang durhaka ? Kepada siapa ?

Selama ini kita sering mendengar istilah anak durhaka kepada orang tua. Kita mungkin tidak asing dengan sebuah legenda Malin Kundang yang menceritakan tentang seorang anak bernama Malin yang dikutuk oleh ibunya karena durhaka. Bahkan di dalam AlQur'an ada ayat tentang pentingnya menjaga adab atau etika kepada orang tuanya agar tidak masuk dalam kategori durhaka. Demikian juga di dalam beberapa hadits Nabi SAW disebutkan tentang bagaimana seharusnya seorang anak bersikap kepada orang tuanya.

Pertanyaannya, apakah ada orang tua yang disebut durhaka kepada anaknya?

Dalam Islam, peran orang tua terhadap anak sangatlah penting dan mulia. Anak dianggap sebagai amanah yang diberikan Allah SWT kepada orang tua untuk dijaga, dirawat, dan dididik dengan sebaik-baiknya. Orang tua merupakan sekolah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Mereka bertanggung jawab menanamkan akidah, akhlak, dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi anak.

Orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya dalam segala hal, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Orang tua wajib memberikan nafkah lahir batin kepada anak-anaknya, termasuk sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan. Orang tua harus membimbing anak-anaknya agar tumbuh menjadi pribadi yang shaleh dan salihah.

Ada beberapa kriteria yang menjadikan orang tua dianggap durhaka kepada anaknya.

Pertama, memilih pasangan yang tidak shalih/shalihah sebagai calon ayah/ibu bagi anak-anaknya.

Memilih pasangan hidup yang shalih/shalihah adalah salah satu keputusan terpenting dalam hidup, terutama bagi mereka yang ingin membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Pasangan yang shalih/shalihah akan menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya, serta menjadi mitra hidup yang sejalan dalam menjalankan ibadah dan mendidik anak.

Anak-anak akan meniru perilaku orang tuanya. Dengan memiliki orang tua yang shalih/shalihah, anak-anak akan terbiasa dengan perilaku yang baik dan berakhlak mulia. Orang tua yang shalih/shalihah akan memberikan pendidikan agama yang baik kepada anak-anaknya sejak dini.

Pasangan yang seiman akan saling mendukung dalam menjalankan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Keluarga yang dibangun di atas dasar iman dan takwa akan lebih harmonis dan bahagia. Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang religius cenderung memiliki masa depan yang lebih baik, bukan hanya di dunia tapi juga akhirat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline