Lihat ke Halaman Asli

Izatul Laela

Kepala Sekolah di SDN Karangsono Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan

Sepuluh Sifat Buruk yang Harus Dihindari

Diperbarui: 22 Desember 2023   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Setelah membaca tulisan ini, insya Allah dalam waktu yang tidak terlalu lama aka nada perubahan dalam hidup anda. Tak peduli berapapun usia anda sekarang dan seberapa kurang baik kondisi keuangan anda.


Pertama, Jangan Gengsi Dan Eksistensi


Gengsi adalah suatu sikap atau perasaan yang membuat seseorang merasa bangga, angkuh, atau tidak mau merendahkan diri. Terkadang, memiliki rasa gengsi dapat memberikan dampak positif pada kepercayaan diri seseorang. Namun, terlalu banyak gengsi atau rasa angkuh dapat menjadi hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain dan membangun hubungan yang baik.
Ada kata-kata bijak yang menyatakan bahwa jika kita hidup dalam gengsi maka akan merana dan menderita. Padahal sudah tahu kondisi keuangan sedang tidak baik-baik saja tapi tetap memaksakan diri untuk tampil keren, motor baru, gadget baru, mobil baru dan seterusnya. Semu aitu dilakukan untuk menjaga gengsi di hadapan keluarga, teman dan orang lain. Padahal gengsi bukanlah sebuah pengakuan dari orang lain. Sesungguhnya gengsi adalah martabat dan hasil dari prestasi dan pencapaian hasil kerja keras anda.
Jika uang anda sudah banyak, sudah dianggap sukses oleh banyak orang, maka dengan sendirinya akan terpancar tanpa perlu memamerkannya pada orang lain.


Kedua, Jangan Suka Pamer


Tidak ada harta benda atau kekayaan yang layak untuk dipamerkan. Orang yang suka pamer hanya akan mendatangkan petaka bagi irinya sendiri. Pamer atau berlebihan dalam menunjukkan keberhasilan, kekayaan, atau prestasi pribadi bisa menjadi perilaku yang tidak dihargai dalam banyak budaya dan situasi.
Meskipun penting untuk merayakan keberhasilan dan prestasi, ada cara yang lebih baik untuk melakukannya tanpa harus pamer berlebihan. Sebaiknya kita menjadi lebih peka terhadap perasaan orang lain, membangun hubungan yang sehat, dan bersikap rendah hati dalam menghadapi pencapaian kita. Menyebarkan kebahagiaan tanpa merendahkan atau membuat orang lain merasa tidak cukup adalah kunci untuk menjaga hubungan interpersonal yang baik.


Ketiga, Jangan Hutang Terlalu Banyak


Jika kondisi keuangan tidak baik-baik saja, jalani hidup apa adanya. Berusahalah untuk mencari penghasilan tambahan lain. Jangan meminjam pada kerabat, kolega atau sanak famili karena justru akan menjatuhkan harga diri anda.  Anda akan dianggap tidak kompeten. Apalagi sampai meminjam ke rentenir, pinjol, hal itu akan membuat semakin celaka. Ada kata-kata bagus yang perlu kita jadikan sebagai pengingat yaitu "Hutang adalah pemutus silaturrahim yang paling tajam". Seberapapun sulit keuangan anda, jangan pernah curhat sana-sini. Yang harus anda lakukan adalah berjuang diam-diam. Orang lain tak perlu tahu bahwa anda sendang tidak baik-baik saja. Hutang yang terlalu banyak dapat memberikan berbagai risiko dan dampak negatif terhadap keuangan pribadi atau bisnis. Islam memperingatkan umatnya untuk tidak terlalu berhutang atau hidup di dalam hutang yang berlebihan. Rasulullah SAW menekankan pentingnya hidup sederhana dan berhati-hati terhadap kecenderungan yang dapat membawa seseorang ke dalam hutang yang tidak terkendali.


Keempat, Jangan Mengeluh


Mengeluh secara berlebihan atau tanpa alasan yang jelas dapat memiliki dampak negatif, baik terhadap diri sendiri maupun hubungan dengan orang lain. Meskipun sesekali mengeluarkan keluhan dapat menjadi cara untuk mengungkapkan perasaan, terlalu sering dan tanpa pertimbangan dapat merugikan. Dalam Islam, sikap mengeluh secara berlebihan atau tanpa alasan yang jelas dapat dianggap sebagai perilaku yang tidak diinginkan. Islam mengajarkan umatnya untuk bersyukur, sabar, dan bersabar dalam menghadapi cobaan dan ujian kehidupan. Dalam banyak hadis dan ajaran Islam, ditekankan bahwa Allah menguji hamba-Nya dengan berbagai ujian, dan sikap yang diharapkan adalah sabar, bersyukur, dan tawakkal kepada-Nya. Mengeluh secara berlebihan dapat menciptakan ketidakpuasan dan melupakan nikmat-nikmat Allah yang sebenarnya.
Sebagai gantinya, Islam mendorong umatnya untuk melatih diri agar memiliki sikap bersyukur dalam segala situasi, bertawakal kepada Allah, dan bersabar menghadapi ujian kehidupan. Sikap ini dianggap sebagai bentuk ibadah dan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Kelima, Jangan Suka Mengambil Keuntungan Dari Orang Lain


Saat kondisi keuangan tidak baik-baik saja, biasanya muncul sikap maunya gratisan, maunya ditraktir, maunya hemat dan seterusnya. Jika ini terus dilakukan maka bukan tidak mungkin anda akan dianggap sebagai tukang nebeng, tidak pakai modal. Mengambil keuntungan dari orang lain bisa memiliki konotasi negatif, terutama jika keuntungan tersebut diperoleh dengan cara yang tidak etis, merugikan orang lain, atau melibatkan eksploitasi. Sementara itu, dalam konteks bisnis dan hubungan ekonomi, prinsip-prinsip fair play, persaingan yang sehat, dan etika bisnis juga mengajarkan untuk mendapatkan keuntungan dengan cara yang sesuai dengan hukum, adil, dan transparan.
Penting untuk memahami bahwa mengambil keuntungan itu sendiri bukanlah hal yang buruk, asalkan dilakukan dengan cara yang adil, sesuai dengan norma-norma etika, dan tanpa merugikan orang lain. Etika sosial dan moralitas berperan penting dalam membentuk cara kita berinteraksi dengan orang lain dan masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline