Lihat ke Halaman Asli

Koneksi Antar Materi Modul 3.1.a.9

Diperbarui: 27 April 2022   12:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Seorang pemimpin pembelajaran mempunyai peranan penting untuk bisa menjadi teladan bagi murid-muridnya, baik dalam pembelajaran jarak jauh atau pun pembelajaran tatap muka. Alhamdulillah pembelajaran tatap muka sudah diberlakukan kembali oleh pemerintah, sebagaimana pembiasaan budaya positif harus di tumbuhkan dalam diri masing-masing murid untuk menjadikan mereka pejuang ilmu yang senantiasa bertanggung jawab atas kewajibannya sebagai pelajar.

Filosofi Ki Hajar Dewantara tentang Pratap Triloka yang berbunyi, Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, mempunyai arti yang sangat besar bagi seorang pemimpin pembelajaran. Seorang pemimpin pembelajaran atau guru harus bisa memberi teladan, seorang pemimpin pembelajaran harus bisa memberi semangat dan seorang pemimpin pembelajaran harus bisa memberi dukungan bagi murid-muridnya.

Nilai-nilai kebajikan yang universal harus selalu kita tanamkan kepada murid untuk membangun budaya positif di sekolah. Sikap murid seperti toleransi, rasa hormat, integritas, mandiri, menghargai, antusias, empati, keingin tahuan, kreativitas, kerjasama, percaya diri, komitmen merupakan sikap murid yang harus kita tanamkan sebagia langkah membangun budaya positif di sekolah.

Ada 3 prinsip yang di pakai seorang pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan, berfikir berbasis hasil akhir, berfikir berbasis peraturan dan berfkir berbasis rasa peduli. Setiap keputusan yang kita ambil pasti ada konsekwensi yang mengikuti, oleh sebab itu setiap keputusan yang kita ambil harus berdasarkan pada rasa tanggung jawab dan nilai-nilai kebajikan dan berpihak pada murid, oleh sebab itu selain berpegangan pada 3 prinsip dalam pengambilan keputusan kita juga berpedoman kepada 4 paradigma  pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Alhamdulillah, fasilitator sangat membantu pemahaman kami tentang pembelajaran mandiri yang ada di LMS. Terutama tentang praktik coaching, dalam prakteknya ternyata apa yang kami lakukan masih banyak koreksi, terutama ketika pengambilan keputusan. Ketika proses coaching, tugas coach hanya sebagai pendamping, membimbing coachee untuk menemukan solusi masalahnya sendiri dengan menggunakan metode TIRTA, tentukan Tujuan, Identifikasi, buat Rencana Aksi, yang terkahir Tanggung Jawab. Dengan memberikan stimulasi yang tepat, maka kita bisa mengurai masalah yang menjadi hambatan bagi murid sehingga mereka bisa meraih cita-cita sesuai harapan yang mereka miliki untuk masa depan mereka.

Pengambilan keputusan tentulah akan berpengaruh terhadap aspek sosial emosional. Keterkaitan diantaranya pasti akan bersinggungan dengan prinsip etika yang sudah terbagun di masyarakat. Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas saya dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik. Apa yang diinginkan kadang-kadang belum tentu itu yang terbaik. Dan untuk membuat perubahan, apalagi perubahan yang transformational, pasti ada kritik. Sebelum mengambil keputusan, tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid? (Nadiem Makarim, 2020). Tugas seorang pendidik, memberikan keputusan yang tebaik dengan berpedoman kepada kebajikan yang universal yang menguntungkan bagi murid-murid di sekolah.

Dalam pengambilan keputusan, terkadang kita masih mengedepankan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang mendasari pemikiran seseorang yang mengandung dilema etika. Ada beberapa pernyataan yang mendasarinya, seperti melakukan demi kebaikan orang lain, menjunjung tinggi nilai-nilai atau prinsip-prinsip dalam diri kita, atau melakukan apa yang kita harapkan orang lain akan lakukan kepada diri kita. Coba renungkan, pernyataan mana yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang anda ambil. Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki moral. Akal dan moral dua dimensi manusia yang saling berkaitan. Etika terkait dengan karsa karena masusia memiliki kesadaran moral (Rukiyanti, L. Andriyani, Haryatmoko, Etika Pendidikan, hal. 43).

Setelah melakukan beberapa tahapan pengambilan keputusan, hendaknya kita menguji keputusan itu dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan diantaranya. 1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, 2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, 3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, 4. Pengujian benar atau salah, 5. Pengujian paradigm benar lawan benar, 6. Melakukan prinsip resolusi, 7. Investigasi opsi trilema, 8. Buat keputusan, 9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan. 9 langkah pengambilan keputusan ini harus sering diasah agar semakin baik kita dalam mengambil keputusan yang bisa mempengaruhi kehidupan dan masa depan murid, sehingga kita bisa mewujudkan anak didik yang berprofil pelajar pancasila sesuai dengan harapan kita bersama. Merdeka belajar, guru bergerak Indonesia maju.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline