Di kehidupan manusia setiap orang tentunya memiliki kehendak dan kebebasan. Namun, disaat kita memilih untuk hidup mandiri, maka siap tidak siap semuanya harus bisa di lewati. Di dalam kehidupan saya saat ini, saya seorang anak kost yang hidup di kota orang lain demi mencapai cita-cita dan tentunya ingin membahagiakan orang tua dengan cara menyelesaikan study tepat waktu. Akan tetapi, menjadi seorang anak kost tidaklah mudah, hati dan pikiran selalu kacau disaat memikirkan kebutuhan dan keinginan yang serba pas-pasan.
Terkadang saya menangis dan ingin menyerah sebab kebutuhan di kost tidak terpenuhi seperti anak-anak lain yang hidupnya serba terpenuhi dengan makan dan minum yang di inginkan. Namun di saat saya memikirkan itu, hati kecil saya berkata "Mama Papa lebih lelah dan bekerja keras demi anaknya dibandingkan saya yang lebih mementingkan keinginan dibandingkan kebutuhan".
Mulai saat itu, saya sadar bahwa keinginan saya itu salah yang ingin hidupnya enak seperti orang lain. Oleh karena itu, kurang lebih dua Tahun saya menjadi anak kost semuanya bisa terlewati sebab prinsip saya lebih mengutamakan kebutuhan dari pada keinginan. Dan saya bersyukur kepada Tuhan, Ia masih memberikan saya nafas untuk hidup dan memberi kekuatan untuk tetap kuat menjalani semua kehidupan ini. Saya tetap percaya bahwa semua proses ini akan indah pada waktunya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H