Lihat ke Halaman Asli

Gemericik Air

Diperbarui: 22 Oktober 2016   17:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wahai debu debu lelah

yang menempel diwajah

Bersama panggilan itu

Aku usap kau dengan syahdu

Dalam gemericik air

Disitu kau ikut mengalir

Dalam gemericik itu jua

Gundahku turut terbawa

Rentetan luka perih

Ku rasa hilang tanpa merintih 

lalu ku tutup dengan do'a

"semoga lekas aku ikuti jalan para kekasih"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline