Lihat ke Halaman Asli

Merencanakan "Sakinah Finance" di Tengah Budaya Hedonisme Berbasis Perbankan Syariah

Diperbarui: 13 Januari 2018   20:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Tak bisa dipungkiri perencanaan keuangan bagi keluarga modern merupakan suatu keharusan. Gaya hidup yang makin konsumtif dan banyaknya pilihan penggunaan uang makin membutuhkan tekad yang kuat untuk mengolah keuangan dan pendapatan. 

Tak jarang pula diluar sana kita banyak menemukan keluarga yang hidup dari gaji ke gaji, bahkan yang lebih menyedihkan lagi di antara mereka hidup dari pinjaman kartu kredit.

Beginilah gambaran kehidupan kaum urban saat ini. Kebanyakan dari mereka terpengaruh dengan gaya hidup modern yang konsumtif dan matrealistis. Ditambah dengan gempuran budaya hedonisme yang semakin gencar menghampiri setiap keluarga Indonesia. 

Gempuran ini berbentuk tawaran konsumsi dan berbagai kemudahan pembiayaan yang membuat banyak keluarga terperangkap dalam lingkaran setan keuangan. Sering kali mereka lupa bagaimana cara membelanjakan pendapatan dengan bijak sehingga setiap bulannya mereka seringkali merasakan ketidaktenangan dalam menjalani kehidupan.

Inilah pentinya sebuah perencanaan terutama yang berkaitan dengan keuangan. Perencanaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua kebutuhan pokok setiap keluarga dapat terpenuhi. 

Selain itu perencanaan juga bertujuan untuk membatasi pengeluaran yang tidak penting. Maka apabila sebuah perencanaan sebuah keluarga dapat diciptakan dengan baik hal ini akan membentuk sebuah kondisi ketenangan dari sebuah keluarga yang disebut dengan Sakinah Finance.

******

Teringat pada akhir tahun 2014, tahun dimana saya membina sebuah rumah tangga. Mengawali kehidupan sebagai keluarga kami berdua tak memiliki bekal ilmu dalam perencanaan keuangan. 

Ditambah lagi kami hanya hidup berdua, allhasil 2 tahun menjalaninya kami masuk ke dalam lingkaran setan tersebut. Budaya hedonisme yang kekinian menjadikan kami manusia yang memiliki gaya hidup berlebihan dan konsumtif. Dampaknya 1-2 minggu menjelang gajian, kami sudah tak memiliki uang. Akhirnya kondisi gali dan tutup lobang menjadi hal yang terkadang kami lakukan.

Belum lagi cicilan bank dan cicilan kartu kredit. Setiap bulannya selalu menghantui hari-hari kami. Kemudahan yang ditawarkan menjadikan kami abai dalam memanejemen pengeluaran. 

Hingga pada suatu hari kami mulai tersadar bahwa kondisi ini tak bisa dibiarkan begitu saja. Mau sampai kapan sebuah keluarga tak memiliki perencanaan keuangan untuk masa depannya. Jika ini terus dibiarkan maka dipastikan dikemudian hari akan muncul masalah-masalah baru yang berdampak pada ketidakharmonisan sebuah keluarga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline