"Bu, sepertinya aku membutuhkan kendaraan untuk kuliah nanti", ucapku saat itu.
"Insya Allah, sabar ya nak. mintanya sama Allah sebab untuk sekarang ibu belum mampu membelikannya buat kamu", balas ibuku.
"iya bu, semoga ada rejeki ya buk nanti kita beli"
"amiin", terajut senyum simpul di bibirnya...
***
2011 menjadi masa-masa berjuang dalam hidupku. Ditengah keterbatasan dan ujian yang sedang mendera keluarga kami. Aku memiliki cita-cita untuk melanjutkan kuliah. Jujur saja aku berjuang sendiri untuk bisa menjadi mahasiswa. Dari proses pendaftaran SNMPT hingga proses registrasi ulang saya berjuang untuk mencukupi semua biayanya dengan bekerja. Allhamdulillah jika bukan karna kebaikan ALLAH pada saat itu, tidak mungkin aku bisa sampai saat ini.
Namun setelah proses menjadi mahasiswa telah usai, ternyata aku memiliki satu kendala lagi yaitu kendaraan. Sebab aku mendaftar di salah satu universitas negeri di kotaku yang tempatnya sangat jauh dari rumah. Jaraknya kira-kira sekitar 30 Km dengan waktu tempuh 1 jam. Kotaku tak terlalu besar, armada transportasi pun tak bisa diandalkan. pilihan jika aku harus menggunakan angkutan kota maka aku harus 3 kali mengganti angkutan yang bisa-bisa membutuhkan waktu 2 jam untuk sampai di kampus. Bagaimana mungkin itu bisa ku lakukan andai memiliki jam kuliah jam 8, bisa-bisa setiap pagi aku pasti telat dan estimasi biaya yang kuhabiskan jika menggunakan angkutan kota setiap harinya bisa sekitar 30-35 ribu untuk ongkos pulang dan pergi. Terlalu mahal bagiku. Sedangkan untuk pilihan yang kedua, aku harus menjadi anak kos yang tinggal di seputaran kampus. Sebenarnya ini opsi paling bisa diterima namun pada saat itu biaya untuk menyewa satu kamar cukup mahal dan belum lagi uang belanja. Sehingga aku mengurungkan niat untuk mengambil opsi ini.
AKU INGIN MEMILIKI KENDARAAN BU...
Pada saat aku meminta dibelikan kendaraan mungkin bagi sebagian itu terlalu memaksakan kehendak. Namun aku tahu saat itu langkah yang paling tepat untuk menunjang mobilitasku dalam kuliah sambil bekerja adalah memiliki kendaraan. Mungkin bagi sebagian beranggapan kan bisa naik kendaraan umum, tapi lagi-lagi keterbatasan armada transportasi di kotaku tak mendukungnya. Aku sampaikan niatan itu kepada ibuku, sehingga ibuku juga bisa memberikan jalan keluar pada saat itu. Memang meskipun di awal ibuku belum menyanggupinya, namun ibu selalu optimis bahwa kelak Allah mampukan itu semua. Sehingga saat berbicara dengan ibu akan masalahku, serasa semua permasalahan memiliki jalan keluar. Allhamdulillah.
Setelah proses obrolan ini usai aku melakukan aktifitas seperti biasa. Keinginanku untuk memiliki kendaraan pun seakan pudar. Aku sadar diri secara materi aku tak mampu. Namun aku tetap mencari jalan keluar sambil selalu berdoa agar selama proses perjuangan ini aku dimampukan. Selama menunggu proses perkuliahan aktif aku hanya sesekali ke kampus untuk melihat pengumuman. Kebetulan aku memiliki kawan yang memiliki jarak rumah tak jauh dari rumahku. Sehingga selama proses mendaftar menjadi mahasiswa baru aku selalu menumpang kepadanya. Namun ini tak bertahan lama sebab kami berbeda fakultas yang dimana ketika perkuliahan telah aktif jelas jadwal kuliah kami pun akan berbeda pula baik itu waktu dan tempatnya.
Hingga pada saat itu aku sudah pasrah, terserah aja deh nanti mau gimana. Tetap yakin aja untuk beberapa bulan kedepan semoga ada jawaban atas kegalauan ini, hehe. Hingga pada saat itu Allah jawab semua doa-doaku.