Lihat ke Halaman Asli

Teori Belajar dan Penerapannya di Sekolah Dasar Saat Ini

Diperbarui: 20 September 2017   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teori belajar yang kedua adalah teori belajar kognitif dalam teori ini siswa dianjurkan untuk belajar sesuai dengan tahapan perkembangannya. Siswa hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru.

Teori yang ketiga adalah teori konstruktivis. Teori ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri pengetahuaannya. Satu prinsip yang paling penting dalam teori konstruktivis adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut.

Berpijak dari ketiga teori belajar tersebut, maka teori yang pas untuk diterapkan siswa sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan dasar adalah teori belajar kognitif dan kontrusktivis. Teori belajar kognitif berpendapat bahwa siswa SD haruslah belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. Siswa SD (usia 6-12 tahun) berada pada tahap berpikir operasional kongkrit. 

Pada tahap ini intinya untuk belajar siswa harus disediakan benda-benda atau peristiwa yang nyata. Siswa hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temannya. Kemudian didasarkan pada teori belajar konstruktivis memberikan peluang pada siswa untuk menemukan dan membangun sendiri pengetahuannya.

Konsekuensi dan penerapan dari kedua teori belajar diatas, yaitu kognitif dan konstruktivis adalah guru tidak menjadi satu-satunya sumber belajar. Guru lebih bersifat sebagai fasilitaror dan siswa adalah subyek dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media pembelajaran menjadi sangat penting, karena selain sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih berpikir operasional kongkret dengan penggunaan media pembelajaran dapat memberikan pengalaman-pengalaman nyata yang dapat merangsang aktivitas siswa untuk belajar dan menemukan sendiri pengetahuaannya. 

Media pembelajaran yang dihadirkan guru akan mampu membangun ide-ide atau gagasan-gagasan yang bersifat konseptual, sehingga mengurangi kesalahpahaman siswa dalam mempelajarinya. Bagi siswa SD penggunaan media pembelajaran mampu meningkatkan minat siswa serta menciptakan pembelajaran yang lebih menyenangkan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline