Lihat ke Halaman Asli

Iyad Salaf

Mahasiswa

Pemilu untuk Kontestasi (Koneksi, Identitas, dan Politisasi)

Diperbarui: 27 November 2024   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi pribadi

Pemilu(pemilihan umum) jurdil dan luber

"Berpolitik itu licik, maka pelajari aturannya dan jika melanggar, lakukanlah seperti seorang seniman"

Politik Islam 

Dunia kontemporer dihiasi dengan masalah-masalah baru yang berkaitan dengan hakikat, karakteristik dan juga ruang lingkup yang baru. Dalam hal ini ditemukan sorotan yang begitu tajam terhadap system suatu negara yang didominasi oleh masyarakat islam yang sangat begitu khas.

Masyarakat yang begitu khas ini membentuk suatu kegiatan dan identitas dengan versi yang beragam sehingga lupa menjalankan implikasi ideologis dan teoritis posisinya dalam sebuah konstitusi.

Pada akhirnya, karena terlalu jumud dan memperdebatkan hal-hal yang bersifat kultural, maka hasilnya dunia islam jauh tergerus dari dunia politik masa kini. Kegagalan dalam menerapkan teori islam yang sangat peduli terhadap kepekaan hal kecil maupun besar malah menghilangkan sifat disiplin individu dalam memahami demokrasi.

Dalam hal mempraktikannya, terkadang banyak sekali hambatan serta tantangan yang berupaya untuk tidak memberikan peluang bagi tokoh-tokoh muslim untuk berkiprah dalam memperoleh serta mengelola kekuasaan seperti mobilisasi dan memanfaatkan sumber daya seperti tanah,pabrik,kesejahteraan,organisasi,pekerjaan,teknologi,media,keahlian serta barang dan jasa.

Keinginan dalam perubahan tersebut semakin terhimpit dan sulit karena adanya isu negative terhadap ketakutan akan menjadinya sebuah konstitusi yang dipimpin oleh seorang khilafah. Padahal, jika banyak diminati dan ditelusuri dengan masuk sebuah system pemerintahan, artinya kita diberikan kesempatan untuk kembali menganalisa formulasi tradisional seperti, Dar Al-Islam, Dar Al-A'hd, dan Dar Al-Harb

Hal demikian hanyalah sebuah bentuk opini penulis dalam bentuk teoritis. Faktanya, ketika sudah menjadi bagian dan masuk kedalam bidang penting malah melupakan peranan struktur birokrasi dan administrative politik dalam menempuh proses menerapkan ajaran islam dengan lebih baik.

Penulis menyebutnya dengan"Islam Padi". Islam padi digambarkan sebagai sebuah perumpaan bahwasannya penganut keyakinan ini kerap kali dibenturkan dengan pelbagai cara dan usaha. Namun, pada faktanya Islam tetap eksis dan bertahan dan digandrungi banyak umat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline