Lihat ke Halaman Asli

iyadhi

Mahasiswa UNAIR

Nanoteknologi sebagai Solusi Inovatif untuk Krisis Air Bersih di Tengah Perubahan Iklim Global

Diperbarui: 16 Desember 2024   19:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

New World. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan bertujuan untuk memastikan akses universal terhadap air bersih dan sistem sanitasi yang memadai. SDG 6 merupakan salah satu tujuan yang krusial karena air bersih adalah kebutuhan dasar manusia yang memengaruhi kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Dalam hal ini, nanoteknologi menawarkan solusi inovatif yang dapat menjawab berbagai tantangan terkait air bersih dan sanitasi.

Kontribusi Nanoteknologi untuk Air Bersih dan Sanitasi

1. Filtrasi Air Berbasis Nanomaterial

Nanomaterial seperti karbon nanotube, graphene oxide, dan membran berbasis nanofiber memiliki kemampuan unik untuk menyaring kontaminan dari air dengan efisiensi tinggi. Teknologi ini dapat:

  • Menghilangkan logam berat seperti arsenik, timbal, dan merkuri.

  • Menyaring mikroorganisme berbahaya seperti bakteri dan virus.

  • Mengurangi senyawa kimia beracun dari limbah industri.

Aplikasi filtrasi berbasis nanoteknologi memungkinkan pengolahan air limbah menjadi air bersih yang dapat digunakan kembali, sekaligus mendukung pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.

2. Deteksi Kontaminan yang Cepat dan Akurat

Sensor berbasis nanoteknologi dapat mendeteksi keberadaan polutan dalam konsentrasi sangat rendah. Beberapa keunggulannya meliputi:

  • Waktu respon yang cepat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline