Lihat ke Halaman Asli

LNM - H. Muhidin Vs DA - H. Sulam

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Karena keseringan nonton sinetron "Tukang Bubur Naik Haji". Saya jadi dapet inspirasi buat nulis. Mungkin bagi yang belum tahu silakan nonton di RCTI pukul 19.00 WIB (bukan promosi loh). Ceritanya tentang tukang bubur naik haji bernama H Sulam, yang mana karena keberangkatan naik haji itulah membuat H. Muhidin yang paling kaya di kampungnya jadi ngiri berat, merasa tersaingi karena selain bisa pergi haji 2 kali dia juga menjadi kaya dengan perkembangan bisnis buburnya.

Konflik cerita ini berawal karena H Muhidin merasa nyaman dengan kekayaannya serta jabatan sebagai bendara masjid, maka ia dengan mudahnya memakai kas masjid untuk kepentingan pribadinya. Seiring adanya rencana renovasi masjid, H Sulam menyarankan agar adanya keterbukaan prihal dana kas masjid yang dimiliki agar memudahkan nanti dalam menambah kekurangannya. Persiskan dengan apa yang dilakukan dengan Prof DA, yang mana maksud dan tujuannya baik agar dengan diauditnya penyelenggara ISL maka akan diketahui kelebihan dan kekurangan dari penyelenggaran tsb. Nah saran dari H Sulam dan Prof DA inilah yang membuat mereka seperti cacing kepanasan. Tapi disini H Muhidin masih punya niatan baik untuk membayar kekurangan kas masjid meskipun dengan cara meminjam, beda dengan penyelenggara ISL yang mana malah kabur membuat turnament dan berkelit bahwa laporan akan diberikan kepada pengurus lama. he3x aneh bukan

Nah sejak saat itulah berbagai trik kotor serta fitnah tidak henti-hentinya menghinggapi H. Sulam, persis seperti yang sekarang di lakukan oleh Baginda LNM yang mana perpanjangan tangan dari orde terdahulu terhadap prof DA.

Wah sampai episode keberapa nih akan habis ceritanya, semoga cerita happy ending buat Saya, kita semua pecinta sepakbola Indonesia & Timnas.

Salam olahraga
Sambil makan bubur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline