Lihat ke Halaman Asli

Teater Akademisi

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1339528104781276501

Teater itu  bukan berangkat hanya dari secara kolektiv art. Namun,  faktanya di zaman modern yang serba instan ini kebanyakan berangkat dari disiplin kolektiv art tersebut. Ketika yang sudah bertahun-tahun berkecimpung dalam dunia teater, apakah masih pantas jika berproses teater menunggu kesepakatan jadwal antara anggota satu dengan anggota yang lain, ini teater, bukan film. Memang sih, meskipun dalam dunia teater itu minim dana atau lebih spesifiknya mengenai dana, tapi setidaknya emosional berteater itu dibagun secara personity art. Coba kita lihat dulu dalam dunia teater di ruang akademisi. Kebanyakan pelaku teater di ruang ini, masih mengalami kesulitan meng-korelasikan antara ruang akademisnya dengan proses teaternya yang notabene menyampingkan salah satunya. Kalau dipikir-pikir, sebenarnya merekalah yang perlu disorot yang kaya akan referensi, dan mental proses teaternya itu layak digunakan untuk  berproses dalam dunia akademisnya. merekalah yang patut disebut teater cerdas kalau ditinjau dari paradigma dunia teater. Sedangkan ditinjau dari paradigma dunia akademisi, mereka pasti akan dianggap teman-temannya, bahkan terkagum, bahwa merekalah yang hidupnya diwarnai dengan seni. Proses berteater itu tidak gampang. Bagi orang awam, mereka acap kali sering menyebut bahwa teater itu pertunjukan sandiwara, operet, atau drama. Namun bukan hanya itu saja yang ada dalam dunia teater. Bahkan dalam dunia teater, pementasan adalah bukan tujuan utama, melainkan yang utama itu adalah prosesnya. Teater itu kerap sekali dekat dengan proses kosmologi. Bahkan sebagian pelaku teater ini, mengadakan agenda acara LATAM (latihan alam) untuk proses re-generasi yang sebagian mereka ada yang menyebutnya pem-baptis-an atau legitimasi. Contoh dari sebagian teater akademisi yang telah saya amati di Surabaya, mereka sudah jauh-jauh hari menyiapkan untuk agenda ini dengan serius, mereka yang dari Surabaya ini mendatangi tempat yang sifat kosmo-nya kuat. Seperti di Tretes Pasuruan, Trawas Mojokerto, Pacet Mojokerto, dan Batu Malang. Inilah tempat-tempat yang kekuatan alamnya kuat, menurut mereka. Dalam berteater, bukan hanya proses yang ada ikatan dengan sifat yang berbau kosmo saja. Sebagian dari mereka ada pula yang menjadikan teater ini untuk proses membenahi hidup, lebih spesifiknya untuk menghargai hidup, dan bahkan dalam berproses dalam dunia teater ini mereka jadikan untuk proses mendekatkan diri dalam pencarian tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline