Lihat ke Halaman Asli

.

.

Lomba "Stand Up Comedy" Kritik DPR

Diperbarui: 30 Agustus 2018   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto: instagram.com/irwanchaniago03

DPR RI mengadakan lomba stand up comedy kritik DPR dalam rangka ulang tahun DPR RI yang ke 73. Pelopor Stand Up Comedy Indonesia Iwel Sastra diminta  untuk menjadi ketua panitia. 

Sejak semula pendaftaran peserta dibatasi hanya 50 orang peserta. Ini dilakukan agar babak penyisihan bisa berjalan dengan efektif. Hanya dalam satu hari selesai untuk bisa mendapatkan 10 orang finalis. Pakar komunikasi politik Effendi Gazali ditunjuk menjadi salah seorang dewan juri. 

Selain sebagai seorang akademisi Effendi Gazali selama ini juga dikenal sebagai konseptor beberapa program televisi yang populer diantaranya Republik Mimpi. Juri lain adalah Cak Lontong, komedian yang dikenal dengan salam lemper. Selain menjadi ketua panitia pelopor stand up comedy Indonesia Iwel Sastra melengkapi komposisi juri ini.

Ketatnya babak penyisihan pada Kamis 23 Agustus 2018  menghasilkan sebelas finalis. Beberapa peserta yang tampil di babak penyisihan sudah memiliki jam terbang lomba dan muncul diajang kompetisi stand up comedy televisi. 

Keinginan mereka untuk mengikuti lomba ini selain hadiah uang tunai dan kesempatan untuk mendapatkan hadiah utama berupa sepeda motor, mereka juga tertantang untuk bisa mengemas kritik dengan lucu. Beberapa peserta terlihat gagap, gugup bahkan terjebak mengkritik secara vulgar dalam balutan humor. 

Babak final diadakan di lobby nusantara 3 Gedung DPR / MPR senayan. Terlihat yang hadir menyaksikan lomba ini ketua DPR RI Bambang Soesatyo, wakil ketua DPR RI Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Beberapa anggota DPR lainnya juga terlihat ikut menyaksikan para stand up comedian yang akan mengkritik mereka seperti Misbakhun, Masinton Pasaribu, A Riza Patria, Yorrys Raweyai, Nasir Djamil, Ahmad Sahroni, dan lain-lain.

Mental dan nyali para stand up comedian ini benar-benar diuji untuk bisa  melakukan kritik langsung dihadapan orang yang dikritik. Peserta harus bisa menunjukan kemampuan mereka karena tidak mudah mengolah kritik dalam lawakan yang bisa mengajak orang untuk menertawakan dirinya sendiri. Lomba ini menunjukan bahwa Stand Up Comedy dapat digunakan sebagai saluran keresahan terhadap berbagai peristiwa dan kejadian yang terjadi dalam kehidupan. Baik itu sosial, budaya, gaya hidup, maupun politik.

Lomba ini dimenangkan oleh peserta yang usianya masih sangat muda yaitu Muhamad Aji Pratama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline