Fotografer #GRLambert pernah buka studio di Singapore th 1860 an. Dia memotret ke seluruh tempat dari Singapore, Malaysia dan Indonesia. Pada jaman itu daerah wilayah bekas Majapahit itu seakan dibagi dua yaitu Hindia Belanda dan Inggris. Kalau dilihat dari komposisi fotonya, GR lambert lebih bagus dari Woodbury yang bukan studio di Batavia. GR Lambert lebih berani posing dalam foto studionya, terlihat wanita melayu dengan payung, wanita dayak yang membelakangi kamera, anak cina dengan tuannya yang juga membelakangi kamera. Komposisi di foto studio terbaiknya mungkin foto keluarga india dengan strip di belakang sebelah kiri.
Begitu pula dengan foto pemandangan di kota, teknik perspektif, teknik framing dengan kerangka pohon di botanical garden, bahkan beberapa teknik foto jalanan yang dibuatnya menarik seperti buruh cina di depan toko cina (Singapore), foto jalanan di Penang Malaysia, dan juga di Kuala Lumpur. Foto jalan Orchard, Tanjong Pagar, Penang dan daerah yang masih dikenal dan tampak berbeda dengan saat ini. Komposisi menarik ada pada foto di pabrik rotan, cara posenya menarik dengan mengisi sampai tempat yang kosong.
Komposisi menarik lagi adalah variasi posisi antara gajah dengan orang yang duduk di Perak. Pembuatan foto setajam-tajamnya terutama pada foto landscape, cityscape sebenarnya sudah dimulai sebelum kelompok Ansel Adams dkk sekitar th 1920an. Pada foto studio Lambert tidak membuat dengan foto setajam-tajamnya, sedikit bokeh pada latar belakang. Selain masalah teknis fotografi, bisa terlihat juga kehidupan orang melayu, cina dan india pada saat penjajahan. Ternyata Lambert juga memotret di Sumatra Utara, Kalimantan dan Irian jaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H