Kerja dari Rumah, Mengapa Tidak ? Bekerja dari rumah saat ini seakan menjadi trend bagi sebagian orang, karena banyak yang bilang dengan cara ini bisa bekerja dengan lebih santai dengan penghasilan yang lebih besar. Apakah benar? Untuk menjawab itu saya coba menulis artikel ini sesuai dengan pengalaman saya pribadi. Jadi, nanti Anda bisa menyimpulkan sendiri, sebenarnya enak mana sih; bekerja kantoran atau bekerja rumahan?
Jujur saya bekerja di rumah sebenarnya juga karena terpaksa. Ya, jujur saya katakan, dulu saya juga bekerja kantoran yang setiap hari harus menempuh jarak sekitar 54 km (27 km pergi dan pulang) ke tempat kerja. Capek? Jelaslah, tapi bagaimanapun itu harus dilakukan agar asap dapur di rumah bisa tetap mengebul. Ini ungkapan yang biasa dipakai kan, he...
Ok, lanjut. Saya terpaksa resign dari pekerjaan karena sebuah penyakit, sebenarnya sih tempat saya bekerja memberi tawaran saya untuk menjalani pengobatan (operasi), tapi saya menolak. Alasannya, karena jika saya menjalani operasi dan sembuh, toh saya harus menjalani aktivitas seperti ini lagi setiap harinya. Dan ini saya pikir tidak mungkin lagi. Mungkin bagi sebagian orang apa yang saya lakukan dengan PP Bekasi-Jakarta itu adalah hal biasa. Tapi bagaimana pun saya harus sadar diri, mungkin kekuatan fisik saya memang tidak sekuat mereka. Jadi sedih ya, .....
Pengalaman Bekerja dari Rumah
Maka dengan pertimbangan yang saangat matang saya ambil keputusan.. RESIGN... tentu ini adalah pilihan yang sangat berat bagi saya yang sejak awal merantau ke Jakarta pada awal 2010 sudah bekerja di tempat ini. Maka terhitung sekitar bulan September 2015 saya tidak kerja kantoran lagi. Saya hanya mengandalkan bekerja freelance jasa penulisan dan membantu teman di sebuah perusahaan advertising.
Entahlah saat itu Alhamdulillah saya bisa menguatkan hati saya sendiri. Padahal saat awal saya mengetahui tentang penyakit saya ini, jujur saya menangis sepanjang perjalanan pulang dari tempat kerja ke rumah.
Saat itu saya sudah punya istri dan satu anak berusia hampir 2 tahun. Saat saya sampai di rumah saya sampaikan apa yang saya alami dan rencana saya resign kepada istri. Anehnya istri saya hanya mengiyakan, dan memberi semangat kepada saya bahwa kerja apapun nanti Insaa Allah bisa menjadi sumber penghasilan yang sesuai bagi saya.
BACA JUGA Kerja dari Rumah sebagai Penulis Freelance: Jenis Penulisan dan Tahapan Menjadi Penulis Freelance
Saat itu kebetulan istri masih mengajar di sebuah SDIT. Entah mengapa sebulan berselang, saya malah meminta istri untuk resign supaya bisa konsentrasi mengurus anak dan pekerjaan rumah. Alhamdulillah saran saya ini diterima olehnya. Jadilah kami berdua tidak mempunyai pekerjaan tetap. Bedanya, istri saya kadang masih jualan online untuk beberapa produk milik temannya. Kebetulan di bulan ini juga kami pindah rumah, dari rumah mertua ke rumah sederhana KPR bersubsidi dari Pemerintah type 36/ 60 di Bekasi.
Jadilah kami berdua dan anak kami tinggal bersama di rumah sederhana ini. Suatu hari kami berdua mulai bingung apa yang harus dilakukan setelah sama-sama resign? Untuk urusan keluarga sudah lebih baik, karena kini istri sudah full tinggal di rumah. Tapi untuk sumber penghasilan kami setiap bulannya kami bingung kira-kira bisa mendapatkannya dari mana?