Menjadi penulis biografi memang sangat menantang. Ini karena pengalaman kita dalam menuliskan kisah hidup klien sangat berbeda dibanding kita menulis buku dengan genre yang lain. Dengan menulis biografi, kita harus bisa menuturkan kisah hidup seseorang sesuai dengan karakternya.
Misalnya dalam menanggapi suatu permasalahan, jika kita menulis buku pribadi, kita biasanya menguraikannya secara gamblang dan terperinci. Berbagai rujukan yang mendukung argumen kita tidak lupa kita cantumkan. Tujuannya hanya satu, agar argumen kita menjadi lebih kuat, bahkan mungkin kita berharap tidak terbantahkan oleh argumen lainnya.
Tapi dalam menulis biografi hal itu tidak bisa dipakai sepenuhnya. Mengapa? Jawabannya adalah karena penulis biografi yang baik sejatinya hanya boleh melakukan interpretasi pada apa yang dilakukan sang tokoh terhadap masalah , itupun dengan bersumber dari wawancara yang mendetail dengan tokoh.
Jadi tidak boleh ia terlanjur menyampaikan argumentasinya, hingga seakan menyimpulkan sendiri mengapa sikap, tindakan dan perbuatan dilakukan oleh tokoh tanpa meminta keterangan melalui wawancara sebelumnya.
Ini juga yang menyebabkan mengapa penulisan buku biografi bisa memakan waktu yang lebih lama dari penulisan buku lainnya. Ya, setiap paparan yang dituliskan oleh seorang penulis biografi bukan seperti paparan penulis buku genre lain yang mendapatkan data dari berbagai sumber lalu mengolahnya. Tidak seperti itu.
Yang lebih menarik dalam menulis biografi adalah bagaimana kita menuliskan setiap kata, kalimat, paragraf hingga membentuk naskah yang utuh sebuah buku dengan gaya bahasa dan karakter tokoh. Ini adalah hal yang menarik, karena kita harus menyelami apa yang dialami dan dirasakan oleh tokoh pada setiap perjalanan waktu dalam hidupnya.
Dalam hal ini keluarga dan kerabat dekat yang intens berhubungan dengan tokoh akan menilai, apakah buku biografi yang kita tulis sudah mencerminkan pribadi dan karakter tokoh tersebut.
Sumber: iwanwahyudi.net
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H